Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asosiasi Rumah Sakit AS Tolak RUU Kesehatan Trump

Asosiasi Rumah Sakit AS Tolak RUU Kesehatan Trump Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Rumah Sakit Amerika Serikat (AHA) menentang rancangan undang-undang (RUU) yang diajukan Partai Republik dan didukung oleh Presiden AS Donald Trump karena adanya kekhawatiran kaum miskin dapat kehilangan asuransi.

Ketua AHA Rick Pollack yang asosiasinya mewakili 5.000 rumah sakit menyatakan dalam surat ke Kongres AS bahwa upaya mengkaji isi RUU Layanan Kesehatan Amerika itu "sangat terhambat" oleh tidak adanya perkiraan yang jelas dari Badan Anggaran Kongres.

"Rencana itu akan mengakibatkan pengurangan besar-besaran program-program yang menyediakan layanan untuk kalangan penduduk paling rentan. Akibatnya, kelompok masyarakat lemah akan semakin terpuruk karena tak mendapat layanan kesehatan," kata Rick Pollack seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (19/3/2017).

Partai Republik akhirnya merampungkan rancangan undang-undang kesehatan dengan menyebutnya American Health Care Act. RUU tersebut selesai dirumuskan setelah Presiden Trump bertemu para anggota parlemen. Namun hingga kini perkiraan berapa besar biaya yang harus ditanggung warga AS untuk layanan kesehatan menurut RUU itu belum dirilis.

RUU Layanan Kesehatan AS akan menggantikan Undang-Undang Kesehatan atau biasa disebut Obamacare karena ditandatangani Barack Obama saat dia menjabat sebagai presiden. Di surat terpisah, kelompok asosiasi dokter AS atau American Medical Association juga mendesak Kongres mempertimbangkan ulang langkah pengurangan asuransi bagi kaum miskin.

Sementara itu, asosiasi kaum pensiunan AS (AARP), sebuah kelompok lobi untuk kalangan manula menyatakan program asuransi Medicare yang diajukan Partai Republik akan memangkas anggaran kesehatan untuk kaum lansia.

Beberapa rencana dalam RUU Layanan Kesehatan mencakup pembatasan anggaran federal untuk layanan kesehatan bagi kalangan berpendapatan rendah, menghapuskan persyaratan yang mewajibkan semua orang harus memiliki asuransi, dan menghapus subsidi dengan kredit pajak.

Ketua DPR AS Paul Ryan menyanjung RUU tersebut dan menyebutnya sebagai "daftar keinginan kalangan konservatif" dan "reformasi konservatif yang menarik dan monumental".

"Inilah yang selama ini kami impikan," kata Ryan.

Saat berkampanye, Presiden Trump berjanji akan menghapus Obamacare karena, menurutnya, tarif premi terus naik dan kurang variatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: