Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Perlu Ubah Model Pertumbuhan Konsumtif ke Produktif

Pemerintah Perlu Ubah Model Pertumbuhan Konsumtif ke Produktif Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah perlu mengubah model pertumbuhan dari konsumtif ke produktif antara lain dengan mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam berinvestasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi.

"Pemerintah harus berani mengubah model pertumbuhan konsumtif ke model pertumbuhan produktif. Pemerintah juga harus serius menyederhanakan izin sekaligus memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi investor," kata Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan dalam rilis, Jumat (24/3/2017).

Menurut Heri Gunawan, pemerintah juga perlu memanfaatkan program amnesti pajak yang sedang berjalan untuk kebutuhan investasi terutama bagi beragam sektor riil yang produktif di luar Jawa.

Politisi Partai Gerindra itu juga mengutarakan harapannya agar pemerintah jangan hanya mengejar pertumbuhan yang tinggi, namun harus melihat dampak pertumbuhan terhadap pengangguran dan kemiskinan, serta peningkatan kebutuhan dasar.

"Tidak ada gunanya tumbuh di atas lima persen, jika hanya menciptakan ketimpangan," katanya.

Dia berpendapat bahwa angka pertumbuhan ekonomi saat ini masih stagnan di kisaran 5,02 persen karena pertumbuhan selama ini lebih banyak ditopang oleh konsumsi domestik, padahal kuncinya adalah investasi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi pada 2017 bisa mencapai 5,2 persen, atau lebih tinggi dari proyeksi 5,1 persen, dengan memperkuat sumber pertumbuhan dalam negeri.

"Kalau 'domestik demand' lebih bagus dan kuat, 5,2 persen sesuatu yang mungkin 'achievable' bisa dicapai," kata Sri Mulyani menanggapi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 dari Bank Dunia sebesar 5,2 persen di Jakarta, Rabu (22/3).

Sri Mulyani mengatakan sumber pertumbuhan ekonomi pada 2017 tersebut masih berasal dari konsumsi rumah tangga, investasi maupun pengeluaran pemerintah, yang selama ini menjadi pendukung kinerja perekonomian nasional.

Sebelumnya, Menkeu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/3), juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan pertumbuhan investasi naik 8 persen untuk mendapatkan skenario pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Presiden sangat menekankan skenario apapun, semuanya membutuhkan investasi yang lebih besar. Jadi growth (pertumbuhan red) dari investasi harus di atas 8 persen year per year," kata Sri Mulyani dan menambahkan, saat ini pertumbuhan investasi berada di kisaran 6 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: