Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Berada pada Level 5%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Berada pada Level 5% Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Moody's mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan Outlook stabil. Lembaga pemeringkat itu pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 – 2025 akan tetap berada pada level sebelum pandemi yaitu sekitar 5,0%. Angka tersebut pun lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa yaitu tumbuh pada kisaran 3,0%.

Moody's menyebut, perkiraan pertumbuhan ekonomi yang kuat terutama didukung oleh keberhasilan berbagai struktural yang dicapai pemerintah yang diarahkan pada perbaikan iklim investasi yang berdampak pada peningkatan penanaman modal asing, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekspor dan peningkatan penerimaan pemerintah.

Baca Juga: Konflik Iran-Israel Disebut Bakal Berdampak pada Ekonomi Global, Harga-harga Bakal Ikut Naik?

Di sektor eksternal, Moody's memandang daya tahan sektor eksternal tetap terjaga, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang meningkat. Implementasi kebijakan hilirisasi diyakini menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kenaikan pangsa komoditas ekspor yang memiliki nilai tambah, sehingga meningkatkan diversifikasi komoditas ekspor dan mengurangi sensitivitas terhadap harga.

Pada akhirnya, hal itu mampu mendorong peningkatan cadangan devisa yang mencapai USD140,4 miliar atau setara dengan 6,4 bulan impor pada akhir Maret 2024. Lebih lanjut, Moody's menilai sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang erat menjadi dasar atas terjaganya kredibilitas kebijakan.

Baca Juga: Analis Beber Potensi Dampak Ekonomi-Politik Konflik Iran-Israel

Implementasi bauran kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dipandang mampu meredam volatilitas nilai tukar Rupiah di tengah melemahkan pasar keuangan global yang mempengaruhi arus masuk modal asing. Sementara itu, komitmen pemerintah untuk tetap menjaga defisit fiskal di bawah batas 3% dari PDB mampu menjaga rasio utang pemerintah terhadap PDB tetap rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat yang sama.

Dalam jangka menengah, keberhasilan implementasi kebijakan reformasi pemerintah menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: