Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Swasta Dukung Upaya Pemerintah Lawan Kampanye Hitam Sawit

Swasta Dukung Upaya Pemerintah Lawan Kampanye Hitam Sawit Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan swasta mendukung upaya Pemerintah Indonesia yang selama ini terus melawan kampanye hitam minyak kelapa sawit yang dilakukan Parlemen Eropa mengingat semua tuduhan tidak benar dan lebih kepada perang dagang.

"Apa yang dilakukan Uni Eropa semata-mata tindakan diskriminatif dan tidak berdasar. Kami tentu saja mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk bersama-sama menangkal kampanye hitam yang terus dilakukan Uni Eropa," kata Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Joko Supriyono kepada pers usai rapat umum pemegang saham tahunan perusahaan tersebut di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Menurutnya, Pemerintah Indonesia selama ini memang terus berjuang dan melawan semua upaya kampanye hitam minyak kelapa sawit yang dilakukan parlemen Uni Eropa dan kejadian tersebut sebenarnya bukan tahun ini saja, tapi terus dilakukan setiap tahun.

Bersama pemerintah dan swasta, katanya, berbagi upaya komunikasi, diplomasi, serta promosi selalu dilakukan dengan pemerintah setempat untuk menjelaskan bahwa apa yang selama ini dilontarkan Uni Eropa adalah tidak benar.

"Pemerintah bersama swasta selama ini tak henti-hentinya terus menjalin komunikasi dengan parlemen Uni Eropa dan tetu saya berharap pemerintah terus meningkatkan upaya diplomasi," ujar Joko yang juga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestasi Tbk Widya Wiryawan mengatakan Uni Eropa selalu menyerang minyak sawit Indonesia dengan berbagai cara seperti Indonesia telah melanggar hak azasi manusia, menggunakan anak-anak sebagai buruh, hingga menanam sawit dengan cara merusak hutan.

"Kalau saya melihat mereka itu sebenarnya produk minyak nabatinya kalah bersaing soal efisiensi dengan produk minyak nabati minyak sawit, sehingga berbagai upaya ditempuh untuk menyerang Indonesia," tuturnya.

Pihaknya tentu tidak gentar dengan berbagai tuduhan yang dilontarkan Uni Eropa karena memang tuduhan tersebut tidak benar, selain pasarnya ke kawasan itu tidak besar tapi lebih banyak ke sejumlah negara Asia seperti Pakistan, India, China, Bangladesh, dan Iran.

Pernyataan pers dari Kementerian Luar Negeri (Senin, 10/4) menyebutkan, Pemerintah Indonesia menilai Resolusi Parlemen Eropa tentang "Palm Oil and Deforestation of Rainforests" yang disahkan melalui pemungutan suara pada sesi pleno di Strasbourg 4 April 2017 mencerminkan tindakan diskriminatif minyak kelapa sawit.

Menurut Pemerintah RI, Resolusi Parlemen Eropa menggunakan data dan informasi yang tidak akurat dan akuntabel terkait perkembangan minyak kelapa sawit dan manajemen kehutanan di negara-negara produsen minyak sawit, termasuk Indonesia. Resolusi itu juga melalaikan pendekatan "multistakeholders".

Pemerintah Indonesia menekankan bahwa penanaman minyak sawit bukanlah penyebab utama kebotakan hutan atau deforestasi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: