Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pegiat UMKM Riau Bersiap Rambah Pasar Asean

Pegiat UMKM Riau Bersiap Rambah Pasar Asean Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pegiat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Riau melakukan persiapan untuk merambah pasar di kawasan ASEAN, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (12/4/2017).

"UMKM Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dalam konteks Komunitas Ekonomi ASEAN, UMKM lokal dikonsentrasikan untuk mengisi pasar dalam negeri. UMKM yang sudah memiliki kapasitas lebih baik disarankan untuk ekspansi mengisi pasar di luar negeri," kata Duta Besar Foster Gultom, Diplomat Utama pada Direktorat Jenderal ASEAN Kemlu RI.

Pernyataan tersebut disampaikan Dubes Foster Gultom dalam kegiatan Bimbingan Teknis Akademi UMKM ASEAN dengan tema "Peningkatan Daya Saing UMKM Indonesia untuk menembus pasar ASEAN" pada 10 April 2017 di Pekanbaru, Riau.

Sebagai salah satu rangkaian Peringatan 50 tahun ASEAN, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN bersama Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bagi lebih dari 150 pegiat UMKM yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Bimtek itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia dalam memanfaatkan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk merambah pasar ASEAN.

Lebih lanjut, Duta Besar Foster mendorong UMKM untuk melihat pasar di ASEAN yang jumlah penduduknya sekitar 300 juta jiwa, di luar pasar domestik.

Dia juga menekankan pentingnya pemanfaatan Masyarakat Ekonomi ASEAN oleh dunia usaha nasional, khususnya UMKM yang berperan penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Foster menyebutkan bahwa saat ini ASEAN telah membebaskan tarif masuk untuk sekitar 99 persen dari seluruh jenis barang dengan syarat dilengkapi Surat Keterangan ASEAN (SKA).

Oleh karena itu, kata dia, fasilitas tersebut perlu dimanfaatkan oleh UMKM Indonesia yang masih memerlukan optimalisasi, khususnya dengan penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari belasan persen menjadi di bawah sembilan persen.

"Kebijakan tersebut kiranya kian mendukung peningkatan daya saing UMKM, yang salah satu tantangannya adalah terkait akses kepada pendanaan," ujar Foster. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: