Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Turki Ancam Tangguhkan Kesepakatan Migran dengan UE

Turki Ancam Tangguhkan Kesepakatan Migran dengan UE Kredit Foto: Antara/Yves Herman
Warta Ekonomi, Ankara -

Turki akan mengkaji kembali atau menangguhkan semua kesepakatan migrasi dengan Uni Eropa jika EU tidak memberikan tanggapan positif soal fasilitas bebas visa bagi warga negara Turki, kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Jumat (14/4/2017).

Pemerintah Turki pada awal 2016 setuju untuk membantu upaya pengekangan gelombang migran ke Eropa dari wilayahnya sebagai imbalan atas ketentuan perjalanan bebas visa bagi para warga negara Turki ke Eropa. Namun, Uni Eropa menginginkan agar Ankara terlebih dahulu mengubah undang-undang antiterorismenya, yang dikatakan Uni Eropa terlalu luas.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi A Haber, Cavusoglu mengatakan bahwa kesepakatan soal migran dan pembebasan visa berada dalam satu paket.

"Kalau kita mendapatkan tanggapan negatif dari Uni Eropa, kita punya hak untuk mengkaji kembali dan menangguhkan semua kesepakatan ini," ujar Menlu.

"Uni Eropa perlu mengizinkan perjalanan bebas visa bagi para warga negara kita." Hubungan antara Turki dan Uni Eropa telah memburuk secara tajam menjelang pelaksanaan referendum pada Minggu, yang dapat memberikan kekuasaan bagi Presiden Tayyip Erdogan.

Turki sebelumnya telah memperingatkan bahwa kesepakatan migran berada dalam situasi bahaya.

Bulan lalu, Erdogan mengatakan ia kemungkinan akan menyelenggarakan referendum soal apakah Turki perlu melanjutkan pembicaraan keanggotaan Turki ke Uni Eropa. Kemenangan pada pemilihan umum Minggu diperkirakan akan memperkuat posisinya di dalam negeri dalam menghadapi Uni Eropa.

Erdogan telah berkali-kali menuding pemerintah Jerman dan Belanda bersikap seperti Nazi setelah mereka melarang para pejabat Turki mengadakan kampanye referendum.

Cavusoglu mengatakan Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraan mereka melalui telepon, Kamis, sepakat untuk meningkatkan hubungan yang menjadi tegang terkait perbedaan kebijakan kedua pemerintahan menyangkut Suriah.

"Kita akan memperkuat hubungan kita dengan Rusia dalam menjaga gencatan senjata di Suriah, (mencari) penyelesaian politik serta bantuan kemanusiaan. Kita akan membuat hubungan kita dengan Rusia bahkan lebih kuat," ujarnya.

Ia mengatakan rencana kunjungan wakil perdana menteri dan menteri perekonomian Turki ke Rusia pekan depan ditujukan untuk "menghapuskan berbagai halangan di bidang perdagangan," yang telah mengalami dampak buruk dari masalah politik kedua negara. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: