Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Impor Daging Sapi Tak Ganggu Pasar NTT

Impor Daging Sapi Tak Ganggu Pasar NTT Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Kupang -

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dani Suhadi, Senin (17/4/2017) mengatakan kebijakan impor daging sapi dari negara lain tidak mempengaruhi pasar pengusaha sapi yang selama ini disalurkan dari para peternak di provinsi kepulauan itu.

Dikatakannya hal itu menanggapi kebijakan Kementerian Pertanian yang membuka impor untuk pasokan kebutuhan sapi pada Ramadhan dan Perayaan Hari Raya Idul Fitri 2017.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Minggu (9/4), mengatakan, pemerintah telah menyetujui Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Spanyol sebagai negara pemasok daging sapi.

Menurut Dani, Nusa Tenggara Timur memiliki pasar yang berbeda dan Jakarta masih menginginkan daging sapi dari NTT yang berkualitas premium.

"Daging sapi Bali dari NTT merupakan sapi alami jadi struktur rasanya berbeda sehingga harganya juga berbeda, dan kita tetap memasok karena permintaannya tinggi," katanya.

Selama ini, katanya, Nusa Tenggara Timur memasok kebutuhan daging sapi untuk daerah Jakarta, Kalimantan, dan sedikit di Sulawesi.

Pihaknya menargetkan dalam 2017, akan mengantarpulaukan sapi Bali dan Sumba Ongol ke daerah tujuan tersebut sebanyak 65.300 ekor.

Menurutnya, kebijakan impor sapi secara nasional disesuaikan dengan pasokan lokal dari para peternak di seluruh Indonesia.

"Sapi impor itu untuk menutup kekurangan atas kebutuhan, tapi kalau ke depan kita mampu memenuhi secara nasional maka pasti keran impornya dengan sendiri akan ditutup," katanya.

Selain itu, impor daging sapi juga untuk menjaga pasokan kebutuhan menyambut Hari Raya Ramadhan dan Idul Fitri mendatang.

Ia mengatakan, impor daging sapi tidak untuk menurunkan harga daging sapi namun lebih pada menstabilkan harga secara nasional teutama pada musim tertentu yang membuat permintaan daging sapi melonjak.

"Artinya dengan impor, pemerintah mengharapkan harga tetap pada level yang diinginkan misalnya berkisar dari Rp80.000 - Rp90.000 per kilogram maka dipertahankan agar tidak melonjak lebih dari itu," katanya.?(Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: