Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Meningkat, IPM Sulsel Masih di Bawah Angka Nasional

Meski Meningkat, IPM Sulsel Masih di Bawah Angka Nasional Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam mengungkapkan meski terus mengalami peningkatan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulsel ternyata masih berada di bawah angka nasional. Tercatat IPM Sulsel pada 2016 mencapai 69,76 atau terpaut 0,42 poin dibandingkan IPM nasional sebesar 70,81. Secara nasional, IPM DKI Jakarta sebesar 79,60 masih yang tertinggi.

"IPM Sulsel memang masih berada di bawah angka nasional. Tapi, dari tahun ke tahun, IPM Sulsel terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Untuk tahun 2016 misalnya terjadi kenaikan 0,61 poin menjadi 69,76 dan diharapkan IPM Sulsel terus terkoreksi dan bisa melampaui angka nasional," kata Nursam, dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 17 April 2017.

IPM Sulsel, Nursam melanjutkan masih terjebak dalam kategori sedang alias berada pada level 60-70. Bila melihat secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota, tercatat 19 dari 24 daerah di Sulsel memang berada pada level sedang. Hanya Makassar yang tercatat pada level sangat tinggi dengan capaian 80,53.

"Sisanya empat kabupaten/kota berada pada level tinggi, di antaranya yakni Parepare (76,48), Palopo (76,45), Luwu Timur (70,95) dan Enrekang (70,79). Diharapkan ke depannya semakin banyak daerah yang bisa menyusul sehingga secara keseluruhan IPM Sulsel semakin meningkat," ucap Nursam.

Berdasarkan catatan BPS, Nursam memaparkan rentang 2015-2016, seluruh komponen pembentuk IPM di Sulsel mengalami peningkatan. Di antaranya angka harapan hidup saat lahir alias AHH yang naik 0,02 tahun menjadi 69,82 tahun. Berikutnya, harapan lama sekolah alias HLS juga terkoreksi 0,17 tahun menjadi 13,16 tahun.

Nursam menambahkan peningkatan AHH seiring dengan rata-rata lama sekolah alias RLS yang naik 0,11 tahun menjadi 7,75 tahun. Komponen terakhir yang tidak kalah penting yakni pengeluaran per kapita yang disesuaikan yang terus meningkat. Pada 2016 tercatat kenaikan Rp289 ribu menjadi Rp10,28 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: