OJK Minta Fintech Dorong Inklusi Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri Financial Technology (fintech) tidak hanya berperan sebagai alternatif pembiayaan. Seperti layaknya perbankan, fintech juga harus mampu mendorong inklusi keuangan.

Demikian dikatakan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad dalam Focus Group Discussion Perluasan Akses Keuangan dalam Mendukung Ekonomi Berkeadilan di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

"Diharapkan supaya memperkuat inklusi termasuk aturan fintech, venture capital, kita dorong agar mereka semua tidak hanya membuka kompetitor existing financial,?namun juga membuka inklusi," ujar Muliaman.

Muliaman mencontohkan, fenomena Gojek tidak semata-mata menyederhanakan dan memudahkan tapi dalam konteks inklusi juga hesar sekali. Kendati begitu Muliaman mengakui, perkembangan fintech di Indonesia sama seperti negara lainnya yang masih dalam tahap awal berkembang. Oleh sebab itu aturan yang cocok ialah regulatory sandbox.

"Ini sudah jalan kita seperti yang disampaikan pendekatan sandbox, pendekatan yang belum memberikan izin usaha mendaftar usaha. Begitu layak operasi bisnis model lalu izin menjadi pengawasan terus berlanjut OJK," tutur Muliaman.

Lenih lanjut, untuk mendorong pengembangan fintech, Setahun terakhir telah diadakan forum diskusi. Oleh karena itu, OJK menggunakan fintech advisory komitee yang mewakil kepentingan berbagai pihak, player instansi pemerintah, kalangan akademisi, Pengamat fintech.

"Ada 165 finrech company?untuk?incubating activity ada helpdesk di OJK, BI juga ada. Mereka bermacam-macam 40 persen dalam bentuk payment. Produk terkait pembayaran dan 40 persen lagi dlm bentuk pedr to peer lending. Bisnis enhanching kemudahan bayar pajak," tukas Muliaman.