Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemberontak Suriah Siap Gabung dengan Turki Lawan Kurdi

Pemberontak Suriah Siap Gabung dengan Turki Lawan Kurdi Kredit Foto: Reuters/Danish Siddiqui
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemberontak Suriah mengatakan pada Jumat bahwa mereka tengah bersiap untuk bergabung dengan militer Turki dalam sebuah perlawanan baru terhadap pasukan Kurdi di Suriah barat laut. Tujuan pertempuran itu adalah untuk merebut kembali beberapa pedesaan Arab di Suriah, di dekat perbatasan dengan Turki, yang tahun lalu direbut oleh petempur pimpinan Kurdi, kata pemberontak kepada Reuters.

"Ada operasi bersama yang besar, kami mempersiapkannya bersama dengan tentara Turki untuk mengusir petempur pemberontak garis keras (YPG Kurdi) dari tanah kami," kata Mustafa Sejari, seorang petinggi kelompok pemberontak di wilayah Barat dukungan Turki, Liwa al-Mutasem.

Turki berusaha untuk mengekang kelompok YPG Kurdi di Suriah, menganggap mereka sebagai perpanjangan dari kelompok pemberontak Kurdi yang bertempur di dalam wilayah perbatasannya. Turki telah mengerahkan sejumlah tank, senjata berat, dan pasukan mereka ke kota Azaz, Suriah. Kota terakhir di Suriah sebelum perbatasan dengan Turki, kata pemberontak Suriah sekutunya.

Tindakan tersebut merupakan penempatan terbesar tentara Turki di Suriah sejak Ankara meluncurkan sebuah serangan besar terhadap Suriah utara tahun lalu.

Pemimpin petempur YPG Kurdi Suriah mengatakan kepada Reuters pada Rabu bahwa penempatan militer Turki di dekat wilayah yang dikuasai petempur Kurdi, di wilayah Suriah barat laut, sama dengan sebuah "pernyataan perang" yang dapat memicu bentrokan dalam beberapa hari ke depan.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu bahwa Turki siap melakukan operasi darat melawan pasukan Kurdi di Suriah utara bersama dengan pasukan pemberontak. Tidak ada pernyataan lebih lanjut dari Ankara, atau dari Washington, pada Jumat.

Ketegangan menyelimuti dua sekutu AS, kelompok YPG dan Turki yang merupakan anggota NATO. Mereka saling bertentangan satu sama lain, hal ini dapat menggagalkan operasi serangan yang didukung AS terhadap markas kelompok IS di Raqqa. YPG adalah ujung tombak serangan terhadap Raqqa.

Tujuan utama operasi militer adalah untuk merebut kembali Tel Rifaat, sebuah kota di sebelah barat daya Azaz yang direbut kelompok pemberontak YPG pada Februari 2016. Tel Rifaat dan daerah sekitarnya termasuk pangkalan udara Menigh, jatuh ke tangan YPG ketika pemberontak berusaha menangkis serangan besar pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh angkatan udara Rusia dan petempur dukungan Iran.

Peristiwa itu merupakan awal dari kekalahan pemberontak di Aleppo timur, kemunduran terbesar mereka dalam perang. Pertarungan tersebut memaksa setidaknya 150.000 penghuni desa melarikan diri ke Azaz. Mereka saat ini berlindung di setidaknya lima tenda pengungsian di perbatasan Turki, dan mengamankan kepulangan mereka merupakan hal utama bagi pemberontak dan Turki. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: