Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Persiapan Krisis Bukan Proses Sekali Waktu

OJK: Persiapan Krisis Bukan Proses Sekali Waktu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kebutuhan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan menjadi semakin penting di tengah situasi perubahan ekonomi global yang berlangsung cepat.

Untuk itu, diperlukan kebijakan dan perangkat regulasi yang komprehensif serta perilaku pelaku industri keuangan yang lebih terukur dalam mengambil risiko, agar sistem keuangan dan perekonomian tetap resilient dalam mengantisipasi gejolak yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Untuk merealisasikannya, diperlukan pemahaman yang holistic mengenai kondisi lingkungan yang sedang terjadi, potensi risiko yang berkembang, serta kebutuhan dari industri keuangan.

?Kesiapan menghadapi krisis bukanlah proses sekali waktu, melainkan perjalanan yang tidak akan pernah berakhir,? kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto saat membuka seminar internasional OJK-ADB Navigating Financial Stability in an Evolving Global Economic System di Bali, Kamis (13/7/2017).

Menurut Rahmat, satu dasawarsa sejak berawalnya krisis keuangan global, telah banyak perkembangan dalam sistem perekonomian dan keuangan dunia yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Beragam inisiatif telah ditempuh untuk menanggulangi dampak krisis serta memperkuat sistem keuangan global, mulai dari program stimulus di berbagai negara yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi hingga reformasi sistem keuangan global secara masif yang dipelopori oleh negara-negara anggota G20.

"Penguatan struktur sistem keuangan mengerucut pada aspek stabilitas sistem keuangan, diyakini akan menjadi prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh dan langgeng," ucapnya.

Berbagai upaya tersebut turut membantu upaya pemulihan ekonomi global yang tengah berlangsung. Namun, situasi ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian dunia, terlebih dalam beberapa waktu terakhir terdapat dinamika yang menambah ketidakpastian tersebut, seperti menguatnya semangat proteksionisme, harga komoditas yang masih mengalami tekanan, serta meningkatnya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia.

"Faktor-faktor risiko ini turut memberikan tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan, dan pada gilirannya berpotensi mengganggu proses pemulihan," tandas dia.

Selain itu, sektor keuangan juga dihadapkan pada semakin maraknya pemanfaatan kemajuan teknologi dalam masyarakat. Penerapan teknologi di sektor keuangan ini akan mengubah pola transaksi ke depan.

"Di satu sisi, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan manfaat melalui peningkatan efisiensi serta perluasan cakupan layanan keuangan. Di sisi lain, perkembangan ini perlu diantisipasi dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kerentanan yang tidak diharapkan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: