Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lima Tantangan Utama Jaga Era Inflasi Rendah

Lima Tantangan Utama Jaga Era Inflasi Rendah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengapresiasi koordinasi dan sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BI dalam mewujudkan inflasi yang stabil, sehingga kini Indonesia memasuki era inflasi rendah.

"Kita patut berbesar hati karena pada 2016 hingga pertengahan 2017 Inflasi tercatat cukup rendah dan terkendali. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) 2016 tercatat pada level 3,02%, terendah sejak 2010. Bahkan secara khusus kami laporkan inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran di bulan Juni 2017 merupakan Inflasi terendah untuk periode lebaran selama 6 tahun terakhir," ujar Agus dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2017 di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Dijelaskannya, inflasi 2016 juga terjadi cukup merata di berbagai daerah. Angka inflasi tahunan di berbagai daerah tercatat rendah seperti di Jawa 2,9%, Kalimantan 3,4% dan Sumatera 4,53%.

"Timur Indonesia tercatat juga Rendah, Sulawesi 2,27%, Bali Nusa tenggara 2,93%. Maluku papua 3,07%. inflasi yang terkendali jg masig berlanjut sampai pertengahan 2017. hingga Juni Inflasi ihk Nasional baru mencapai 2,37% (year to date/ ytd)," terang Agus.

Namun, dia menilai setidaknya ada lima tantangan dan perlu perhatian bersama agar era inflasi rendah dapat terus berlanjut. Pertama, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang saat ini menjadi fokus utama agenda kerja pemerintah.

"Kedua, menjaga ketersedian pasokan pangan melalui? pengaturan produksi dan penguatan kelembagaan. Ketiga, mempercepat pembenahan efisiensi tata niaga komoditi pangan," tuturnya.

Keempat yakni terus memperkuat Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional sebagai sistem informasi pangan di era digital ekonomi. "Hal ini agar ketimpangan infrormasi harga pangan yg beresiko sebabkan peningkatan ekspektasi inflasi yang berlebihan bisa dikurangi," tandas Agus.

Kemudian yang terakhir adalah mencermati ketepatan penentuan waktu penetapan harga energi domestik agar dampak lanjutan ke inflasi harga barang lainnya dapat diminimalkan.

Ke depan, konsistensi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BI dalam kendalikan inflasi perlu diteruskan. Pada 2017 diperkirakan inflasi tetap berada pada sasaran inflasi yaitu 4+-1%. di tahun 2018 nanti sasaran inflasi telah ditetapkan lebih rendah menjadi 3,5+-1%.

"Hal ini tentunya kami sambut baik dan sekaligus jadi tantangan kita bersama untuk mensejajarkan bangsa Indonesia dengan negara-negara di kawasan asia tenggara," tutup Agus.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: