PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I berencana untuk kembali menerbitkan surat utang (obligasi) sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2017 mendatang.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan, dasar keputusan tersebut karena obligasi perseroan yang diterbitkan tahun ini sebesar Rp1 triliun sangat diminati pasar.
"Kita terbitkan Rp 1 triliun, tapi permintaan? naik 7,5 kali lipat, jadi mencapai Rp 7,5 triliun. Ini kerjasama bagus antara kami dan Mandiri Sekuritas. Karena meski kita luncurkan di dalam negeri, tapi ada investor Singapura yang beli juga," katanya di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Bambang mengungkapkan, pada tahun 2017 perseroan akan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 3 triliun, dan sebagian besar akan dianggarkan dari dana hasil penerbitan obligasi.
"Ditambah laba 2016 mungkin bisa dapat Rp 1 triliun, sisanya dari obligasi Rp 2 triliun. Obligasi mungkin paling lambat kuartal II-2017," ungkapnya.
Dana obligasi itu, Bambang menguraikan, perseroan akan gunakan kembali untuk pengembangan pelabuhan dan infrastruktur yang dikelola oleh Pelindo I. "Kita investasi bangunan, fasilitas pelabuhan, infrastruktur pelabuhan yang kami kelola. Pelabuhannya yang sudah menghasilkan, bukan pengembangan baru," pungkas Bambang.
Seperti diketahui, pada pertengahan Mei lalu, Pelindo I melakukan penawaran dari obligasi yang akan diterbitkan sebesar Rp1 triliun. Perusahaan BUMN ini menawarkan kupon bunga obligasi di kisaran 8,25-10,25 persen.
Obligasi yang akan diterbitkan terdiri dari empat seri, terdiri dari seri A-D. Seri A di kisaran bunga 8,25-9 persen dengan tenor mencapai tiga tahun. Seri B di kisaran 9-9,5 persen tenornya? selama lima tahun. Seri C di kisaran bunga 9,25-10 persen dengan tenor tujuh tahun, dan seri D memiliki jangka waktu 10 tahun di kisaran bunga 9,5-10,25 persen.
"Dengan bunga yang cukup menarik kami tawarkan, kami optimistis obligasi ini bisa terserap dengan baik," jelas Bambang.
Sisa dana dari hasil obligasi, urai Bambang, sebanyak 54 persen akan digunakan untuk ?pengembangan infrastruktur fasilitas pelabuhan di beberapa cabang perseroan, sebanyak 42 persen digunakan untuk pengadaan peralatan di beberapa cabang.
"Sebanyak 0,3 persen untuk bina usaha perseroan di Rumah Sakit Pelabuhan berupa pengadaan klinik dan penataan rumah sakit, dan s?isanya sebesar 3,7 persen untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi perseroan di kantor pusat," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: