Persaingan bisnis berbasis internet makin menjamur. Pemain marketplace dan e-commerce berebut pasar yang masih gemuk ini. Siapa lengah, pasti akan tergilas.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melahirkan perubahan yang cepat. Lahirnya internet dan perkembangan internet melahirkan bisnis-bisnis baru. Siapa sangka bisa kaya dengan berbisnis via internet? Siapa yang mengira jadi miliuner dari bisnis-bisnis yang memperdagangkan barang/jasa di dunia maya? Amazon.com membuktikan ini. Jack Ma menjadi miliuner dari Alibaba.
Sejumlah konglomerat di Indonesia juga menapaki bisnis yang melintas di internet ini. Grup Djarum masuk ke Kaskus. Grup CT mengakuisisi detik.com. Grup Lippo meluncurkan Mataharimall.com. Bisnis berbasis internet tersebut tidak bisa dianggap sebagai bisnis remeh. Para pebisnis pemula (startup) bermunculan. Salah satunya bisnis e-commerce. Tidak hanya pemain lokal yang bermain di bisnis ini, para pemain asing juga meramaikan pasar e-commerce yang belum ada penguasa besarnya.
?Bisnis e-commerce bullish sekali,? tutur Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak.com Achmad Zaky. Bullish-nya perkembangan e-commerce saat ini membuat persaingan e-commerce makin ketat. Sisi positifnya, banyak pemain berupaya menampilkan yang terbaik kepada masyarakat atau pelanggannya. Masyarakat sangat diuntungkan dalam kondisi tersebut.
Menurut Zaky, di negara lain tidak ada yang polanya seperti ini. ?E-commerce itu biasanya satu, dua, atau tiga pemain, tetapi di kita kok banyak banget. Namun, saya rasa arahnya akan ke sana, jadi nggak banyak ya,? terang Zaky. Hukum alam akan berlaku, perusahaan yang tidak bisa membaca perkembangan akan gugur.
Oleh karena itu, jangan pernah mengabaikan ancaman yang mengintai. Zaky mencontohkan hal teknis yang tidak bisa dianggap remeh, seperti web down. Orang akan dengan mudah pindah ke tempat lain jika terjadi hal ini. Kesalahan sekecil apa pun akan berdampak fatal terhadap keberlangsungan bisnis seperti ini. Selain itu, ia juga menandaskan agar jangan pernah puas. Puas akan membuat terlena dan ?pembalap? lainnya akan menyalip.
?Internet ini kan kecil layarnya, kita berhadapan dengan brand lain. Kalau kita tidak bagus, orang akan new tab atau uninstall itu gampang sekali. Jadi, dalam bisnis online harus ada inovasi dan pengembangan user experience sehingga kompetitif,? tegas pria jebolan ITB ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: https://wartaekonomi.co.id/author/ahmad_syaikh
Editor: Arif Hatta