Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pesimistis mampu mencapai target pendapatan retribusi pariwisata pada 2016 sebesar Rp2,7 miliar.
Bendahara Penerimaan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kulon Progo Ruri Atmini Retno di Kulon Progo, Minggu, mengatakan, sampai saat ini, realiasasi target retribusi pariwisata hingga pertengahan Juli baru mencapai Rp1,1 miliar.
"Kami perkirakan, target retribusi pariwisata hanya tercapai 55 persen hingga 60 persen dari target APBD 2016 sebesar Rp2,7 miliar. Target tersebut, belum termasuk dalam APBD Perubahan, sehingga kami harus menghitung ulang pendapatan lain yang menjadi sumber retribusi," kata Ruri.
Ia mengatakan berdasarkan rencana awal, retribusi sebesar Rp2,7 miliar tersebut disumbang dari Pantai Glagah sebesar Rp1,6 miliar, Pantai Congot Rp215 juta, Pantai Trisik Rp94 juta, Gua Kiskenda Rp88 juta, Puncak Suroloyo Rp197 juta, Waduk Sermo Rp389 juta, Kolam Renang Tanjungsari Rp4,7 juta dan Laguna Glagah Rp2,8 juta.
"Target objek wisata ternyata meleset dari prakiraan awal, khususnya Pantai Glagah, Trisik, Congot dan Kolam Renang Tanjungsari. Saat ini, jumlah target objek wisata yang sudah 80 persen tercapai baru Waduk Sermo dan Gua Kiskendo karena jumlah pengunjungnya diluar prediksi seiring berkembangnya wisata alam buatan di Kawasan Bukit Menoreh," katanya.
Menurut dia, penurunan target retribusi objek wisata pantai disebabkan oleh informasi yang berkembang dari BMKG yang menyebutkan bahwa kawasan pantai selatan akan terjadi gelombang besar dari 10 Juli hingga 18 Juli. Hal ini membuat wisatawan mencari wisata alternatif.
Selain itu, kata Ruri, wisatawan Kulon Progo tersebar di objek wisata non-retribusi seiring berkembangnya objek wisata yang dikembangkan oleh masyarakat, khususnya di Kawasan Bukit Menoreh.
Dia mengatakan objek wisata di Kawasan Perbukitan Menoreh berkembang pesat, seperti Waduk Sermo, Kaliburu, Gua Kiskendo, Suroloyo, Kebun Teh Nglinggo-Tritis, dan yang lainnya. Pengelola atau pelaku wisata harus mampu menangkap apa yang diinginkan wisatan, dan menciptakan hal yang baru.
Ruri mengatakan wisatawan mencari spot-spot foto yang bagus. Wisatawan akan membantu pelaku wisata mempromosikan lokasi wisata tersebut melalui media sosial.
"Semakin kreatif pelaku wisata menangkap peluang, potensi perkembangan objek wisata akan berkembang pesat. Untuk itu, pelaku wisata harus mampu mengembangkan potensi sesuai keinginan pasar," kata dia.
Kepala Seksi Objek dan Sarana Pariwisata Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Kulon Progo Kuat Tri Utama mengatakan berkembangnya wisata alam kawasan Pegunungan Menoreh seperti di Kalibiru, Kebun Teh Nglinggo, Tritis, Kedung Pedut dan lainnya, wisata Pantai Kulon Progo pengunjungnya menurun. Pemandangan alam Pegunungan Menoreh yang indah, udara sejuk dan banyak titik wilayah (spot area) yang dapat dijadikan objek pemotretan yang spektakuler, menjadi favorit bagi kalangan anak muda atau keluarga muda yang hobi traveling.
"Pengunjung yang aktif berinteraksi di media sosial dan senang mengunggah foto-foto pengalamannya selama traveling kepada keluarga dan teman-temannya di media sosial menjadi penyebab utama booming kunjungan wisata ke sana," kata Kuat. Ant.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait: