Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Yen Menguat, Shiseido Pangkas Proyeksi Laba Tahunan

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Raksasa kosmetik Jepang Shiseido yang juga memiliki merek BareMinerals dan Nars telah memangkas proyeksi laba akibat penguatan yen Jepang. Perusahaan memangkas proyeksi laba setahun penuh menjadi 30 milyar yen (US$296 juta), dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 34,5 miliar yen.

        Shiseido mengatakan pendapatan perusahaan akan terpukul oleh penguatan mata uang Jepang serta biaya akuisisi yang baru-baru ini dilakukan perusahaan.

        Perusahaan yang telah berumur 140 tahun tersebut membeli merek make-up Laura Mercier dan merek skincare ReVive, dengan tujuan untuk mengangkat penjualan.

        "Timbul rasa ketidakpastian mengenai masa depan, yang sebagian besar dicerminkan dari apresiasi yen dan penurunan harga saham, kecemasan terhadap ekonomi luar negeri serta tanda-tanda bahwa belanja konsumen telah terhenti. Namun Shiseido masih memiliki sejumlah kekuatan termasuk perjanjian lisensi dengan merek yang didambakan seperti Dolce & Gabbana," kata Shiseido dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (11/8/2016).

        Sementara, menurut Andrew Hall, seorang konsultan ritel di Verdict Retail, seperti yang dialami semua perusahaan multinasional lainnya, turbulensi geopolitik merupakan kendala yang menghambat kesuksesan akibat ketidakpastian yang menyebabkan volatilitas pasar mata uang dan perubahan dinamika turis.

        "Untuk perusahaan besar seperti Shiseido, di mana pariwisata telah menjadi sumber penting dari penjualan, masalah ini sangat relevan," kata Hall.

        Shiseido telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan dari pasar luar negeri dengan menandatangani penawaran lisensi dan membeli merek saingan.

        Shiseido membeli Gurwitch Products, yang memiliki merek Laura Mercier dan ReVive pada bulan Juni, namun tidak ada rincian kesepakatan yang diungkapkan. Perusahaan ini juga memegang lisensi parfum merek Dolce & Gabbana, Issey Miyake dan Elie Saab.

        Shisheido berambisi untuk menjadi perusahaan kecantikan global, dengan akar yang tertanam kuat di Jepang. Perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan menjadi lebih dari US$ 9 miliar pada tahun 2020. Saat ini Shiseido berada di peringkat terbesar keempat di pasar kecantikan AS setelah Estee Lauder, L'Oreal dan LVMH.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: