Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bappepti Dorong Transaksi Multilateral di Bursa Berjangka Indonesia

        Warta Ekonomi, Yogyakarta -

        Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Indonesia masih tumbuh, namun belum optimal. Penyebabnya PBK komoditas primer dalam mekanisme transaksi multilateral di Indonesia masih belum berkembang sesuai dengan harapan.

        Pertumbuhan volume transaksi PBK pada periode 2013 sebesar 6,87 juta lot, tahun 2014 turun menjadi 6,13 juta lot, dan tahun 2015 kembali naik menjadi 6,59 juta lot. Memasuki 2016, di semester pertama tercatat transaksi sebanyak 3,59 juta lot, lebih besar dibanding dengan periode yang sama tahun 2015 sebesar 3,09 juta lot.

        Jika dilihat berdasarkan market share jenis transaksi multilateral dan bilateral atau SPA, transaksi multilateral hanya sekitar 18-20%. Pada tahun 2013 transaksi multilateral sebesar 18,37% dan transaksi bilateral 81,63%. Di tahun berikutnya transaksi multilateral hanya berkisar di angka yang sama di mana di tahun 2014 hanya 18,03%, di tahun 2015 sebesar 19,43%. Memasuki 2016, di semester I transaksi multilateral sudah lebih baik menjadi 20,03% dibanding periode yang sama tahun 2015 yang hanya 19,70%.

        Kepala Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Pantas Lumban Batu mengatakan bahwa saat ini Indonesia adalah negara produsen utama untuk beberapa komoditas seperti crude palm oil (CPO), kopi, kakao, karet, batubara, timah, dan lain-lain. Dengan kondisi tersebut, seharusnya Indonesia mampu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

        Sayangnya, sebagai negara produsen utama beberapa komoditas tersebut, Indonesia belum mampu menjadi price reference dan belum menjadi private leader komoditas ekspor utama dunia. Belum tercapainya hal-hal tersebut dikarenakan para pelaku usaha belum mengoptimalkan bursa berjangka di Indonesia sebagai sarana lindung nilai bagi usahanya dan belum menjadikan bursa berjangka di Indonesia sebagai marketplace dalam bertransaksi pada komoditas ekspor utama tersebut.

        Bappebti sebagai penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan, berupaya meningkatkan daya saing perdagangan melalui perdagangan berjangka komoditas sebagai sarana pengelolaan resiko, referensi harga, dan sarana investasi.

        "Target Bappebti saat ini adalah meningkatkan daya saing sektor perdagangan komoditas dengan menjadikan bursa berjangka di Indonesia sebagai tempat untuk kegiatan lindung nilai, pembentukan harga, dan sarana investasi," jelas Pantas.

        Langkah konkret yang akan dilakukan oleh Bappebti dengan mendorong transaksi berjangka multilateral. "Target ke depan, untuk transaksi secara total diharapkan tumbuh mencapai 10%, dan transaksi multilateral diharapkan meningkat di atas 15-16%," ujar Pantas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: