Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Deputi Bidang pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bernardus Wisnu Widjaja menilai, pembangunan Poros Maritim harus memperhatikan aspek risiko bencana.
"Poros Maritim harus memperhatikan risiko tsunami, gempa bumi, atau bencana lain. Jadi pembangunan fasilitasnya harus memperhatikan aspek itu," ujar Wisnu dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor pembunuh terbesar dari sebuah bencana justru berasal dari faktor konstruksi bangunan yang masih rentan.
Oleh sebab itu, ujarnya melanjutkan, pembangunan setiap fasilitas yang diperuntukkan bagi program Poros Maritim harus memperhatikan kualitas konstruksi agar lebih tahan terhadap bencana alam.
Sehubungan dengan hal tersebut, Wisnu pun mengatakan bahwa BNPB telah memasukkan pandangan tersebut ke dalam program latihan bencana internasional di Ambon pada bulan November mendatang.
"Tujuannya, kita ingin meningkatkan kewaspadaan juga dari pembangunan Poros Maritim," pungkas Wisnu menambahkan.
Program latihan bencana berskala internasional itu bertajuk Ambon Disaster Response Exercise (DiREX) dan akan diikuti sejumlah negara di kawasan Asia.
Selain itu, turut hadir pula sejumlah negara pendamping seperti Amerika, Australia, Jepang, Rusia, China, Selandia Baru, dan Korea Selatan, tuturnya.
Dalam latihan bencana tersebut turut pula dimasukan materi pelatihan pemberian bantuan terhadap warga asing yang sedang berada di lokasi bencana.
Materi tersebut dimasukan karena BNPB menilai selama ini penanganan atau pemberian bantuan kepada warga asing kerap mengalami masalah dalam pelaksanaannya.
"Ini menarik untuk dikaji karena kerap terjadi kebingungan saat mengevakuasi atau mencari korban warga asing," tutur Wisnu. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto