
Pemerintah Indonesia menyiapkan strategi untuk menghadapi gejolak ekonomi global yang salah satunya dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat.
Presiden Prabowo Subianto merancang tiga langkah utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, yakni memperluas mitra dagang, mempercepat hilirisasi sumber daya alam (SDA), dan memperkuat daya beli dalam negeri.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menegaskan bahwa strategi ini bertujuan memastikan Indonesia tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global.
"Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/4/2025).
Langkah pertama yang diambil Presiden Prabowo adalah memperluas mitra dagang Indonesia. Dalam pekan pertama setelah dilantik, ia mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS, blok ekonomi yang mencakup 40 persen perdagangan global.
Keanggotaan ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional, sekaligus melengkapi perjanjian dagang multilateral yang telah ada, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Indonesia juga melanjutkan upaya menjadi anggota tetap Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta mempercepat negosiasi beberapa perjanjian perdagangan, termasuk Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP), Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), dan Indonesia-Eurasian Economic Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EAEU CEPA).
Baca Juga: Trump Hantam Indonesia dengan Tarif 32%, Pengusaha Ketar-Ketir!
Langkah kedua adalah mempercepat hilirisasi SDA agar Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah. Untuk mewujudkannya, pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang akan mendanai proyek hilirisasi di berbagai sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
"Danantara akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor utama. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan," kata Noudhy.
Strategi ketiga adalah memperkuat daya beli dalam negeri melalui program-program kesejahteraan rakyat. Salah satu yang menjadi prioritas adalah program makan bergizi gratis, yang ditargetkan menjangkau 82 juta penerima manfaat pada akhir 2025.
Selain itu, Presiden Prabowo juga berencana membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong perputaran uang di daerah.
"Upaya ini bukan hanya akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat perekonomian domestik. Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga, yang mencakup 54 persen dari PDB Indonesia, program ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Noudhy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement