Pengamat pasar surat utang Handy Yunianto menilai minat investor asing terhadap surat utang negara (SUN) masih positif seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang relatif bagus.
"Indonesia masih memberikan imbal hasil yang tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya," ujar Handy Yunianto yang juga Head of Fixed Income Research at PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Menurut dia, salah satu faktor yang mendorong SUN diminati investor asing yakni inflasi domestik yang relatif stabil dengan kecenderungan di bawah target Bank Indonesia, kondisi itu membuka ruang pemangkasan suku bunga di dalam negeri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Agustus 2016 terjadi deflasi 0,02 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender mencapai 1,74 persen (year to date/ytd). Sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2016 terhadap Agustus 2015) sebesar 2,79 persen. Bank Indonesia menargetkan inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen hingga akhir tahun 2016.
"Inflasi yang turun seyogianya 'yield' obligasi tenor 10 tahun akan turun dan meningkatkan harga," paparnya.
Handy Yunianto mengatakan bahwa di tengah ekspektasi inflasi rendah serta pemangkasan suku bunga acuan di dalam negeri, Mandiri Sekuritas merevisi perkiraan imbal hasil SUN 10 tahun menjadi 6,54 persen dari sebelumnya 7,5 persen pada tahun ini.
Dari eksternal, lanjut dia, potensi bank sentral Amerika Serikat (Fed) untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat relatif kecil setelah data ekonmi yang dirilis menunjukkan perlambatan.
"Rendahnya ekspektasi suku bunga AS akan menjadi katalis positif bagi pasar SUN. Kondisi itu juga akan membuat rupiah stabil," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: