Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kimia Farma Mulai Pembangunan Pabrik Bahan Baku di Cikarang

        Kimia Farma Mulai Pembangunan Pabrik Bahan Baku di Cikarang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Cikarang -

        PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) melakukan ground breaking pembangunan pabrik bahan baku obat atau Active Pharmaceumical Ingredient (API) yang berlokasi di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi dengan luas 5.000 meter persegi dari 6 Ha yang disediakan.

        Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari kerja sama perseroan yang membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan anak perusahaan asal Korea Sungwun Pharmacopia Co. Ltd yakni, PT Sungwun Pharmacopia Indonesia. Keduanya membentuk JV dengan nama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia. Perusahaan tersebut didirikan pada 25 Januari 2016 lalu.

        Pabrik ini dibangun sesuai dengan standar Good Manufacturing Practice (GMP) dan diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2017. Adapun untuk komersialisasi hasil produksi Bahan Baku Obat Aktif (API) ini, direncanakan pada awal tahun 2018.

        Untuk saat ini, jenis bahan baku obat yang akan diproduksi ada 8 yaitu, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Pantoprazole, Esomeprazole, Rabeprazole, Clopidogrel dan Sarpogrelate dengan total kapasitas produksi 30 ton per tahun. Produksi Bahan Baku Obat ini untuk memenuhi 100% kebutuhan seluruh industri farmasi di Indonesia untuk ke delapan bahan baku tersebut dan selebihnya untuk pasar ekspor.

        Selain memproduksi Bahan Baku Obat Aktif (API), pabrik ini juga akan memproduksi High Function Chemical (HFC) yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetika dan food suplemen, yang seluruh hasil produk HFC ini akan di ekspor ke Korea, Jepang dan Amerika.

        Alasan perseroan memilih Sungwun Pharmacopia Co., Ltd sebagai rekan kerja sama karena mereka memiliki teknologi untuk memproduksi Bahan Baku Obat (API) serta melakukan alih teknologi dan alih pengetahuan tentang produksi bahan baku obat.

        Selain itu, pihak Korea Selatan juga memberikan jaminan pembelian produk dengan sistem take or pay atas seluruh hasil produk yang dihasilkan, karena mereka telah memiliki jaringan pasar yang cukup luas yaitu di Jepang dan Amerika.

        Dengan adanya alih teknologi dan alih pengetahuan ini, diharapkan Indonesia ke depan dapat memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan baku obat secara mandiri dengan melakukan riset dan pengembangan, khususnya untuk pengembangan bahan baku obat.

        Adapun sebelumnya, KAEF telah membangun pabrik bahan baku garam farmasi Tahap I yang saat ini sudah selesai 100 persen pembangunannya dan akan dilanjutkan pembangunan tahap kedua di tahun ini juga dengan kapasitas yang lebih besar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: