Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        OJK Kejar Kerja Sama Bilateral Perbankan Sebelum ABIF 2020

        OJK Kejar Kerja Sama Bilateral Perbankan Sebelum ABIF 2020 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah berhasil melakukan kerjasama bilateral dengan Bank Negara Malaysia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengincar kerjasama bilateral dengan otoritas perbankan lainnya di negara-negara ASEAN. Hal ini untuk menyambut ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) yang mulai berlaku pada tahun 2020 mendatang.

        Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menilai, sebelum integrasi tersebut, pemerintah dan regulator terkait harus melakukan langkah awal dengan kerjasama bilateral agar perbankan nasional siap dalam menghadapi tahun 2020.

        "Sebelum waktu itu, tidak tertutup kemungkinan bagi masing-masing negara memulai walau hanya dengan satu atau dua negara tapi sesuai dengan framework yang akan dicapai di 2020," ujar Muliaman di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

        Untuk itu, lanjut Muliaman, pihaknya telah melakukan beberapa diskusi bilateral terkait integrasi perbankan se-ASEAN tersebut. Seperti kesepakatan bilateral dengan bank sentral Malaysia beberapa waktu lalu.

        "Kita jadi negara pertama yang lakukan langkah lanjut, yang lakukan kesepakatan bilateral dengan Malaysia. Langkah bilateral ini didorong agar tidak nanti di 2020 dipaksakan. Tapi karena bilateral sudah ada, jadi tahun 2020 akan lebih mudah, karena semangatnya menuju itu," jelas Muliaman.

        Kerja sama ini merupakan resiprokal (azas timbal balik), yakni perbankan Malaysia dapat membuka anak perusahaan bank (subsidiary bank) di Indonesia apabila perbankan Indonesia mau membuka cabang di negara tersebut. Jumlah bank pun diharuskan sama. "Baru Bank Mandiri yang tertarik," imbuhnya.

        Selain Malaysia, OJK juga menjajaki kerjasama bilateral dengan Thailand, Singapura, Myanmar, dan Kamboja. Namun hingga saat ini, kerjasama yang mungkin akan terjalin dalam waktu dekat adalah Thailand karena telah melakukan 2-3 kali pertemuan untuk menyepakati syarat-syarat.

        Kerja sama dengan Thailand, kata Muliaman, dinilai penting, karena menjadi batu loncatan untuk masuk Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. Sebab, agak sulit kalau melakukan ekspansi ke negara-negara tersebut secara langsung.

        "Basis Bangkok itu jadi penting untuk loncatan ke negara tetangganya, karena bisnis Bangkok dengan negara tetangganya sangat dominan. Saya usahakan tahun ini (kerjasamanya disepakati)," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: