Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan saat ini pemerintah tengah memfokuskan anggaran pertahanan pada pagu anggaran 2017 untuk peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutista) yang sudah tidak layak pakai.
Hal itu dijelaskan Ryamizard saat melakukan Rapat Kerja bersama Komisi I DPR bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas.
"Penyediaan alat, penambahan alat baru. Lihat saja yang tua-tua itu, pesawat. Pokoknya yang tua-tua diganti," kata Ryamizard di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/10/2016).
Diketahui, sesuai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Kementerian Pertahanan sebesar Rp 104,58 triliun. Anggaran tersebut turun 4,05% dibandingkan dengan anggaran tahun ini.
Selain untuk peremajaan, Ryamizard menambahkan, fokus pembahasan anggaran juga akan menyinggung penambahan armada di perairan Natuna. Namun, ia tak merinci armada apa yang akan ditambah di sana. Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebutkan, pemotongan anggaran tidak mempengaruhi rencana pembelian alutsista baru di institusinya.
"(Alutsista baru) tidak ada yang dibatalkan," kata Gatot dikesempatan yang sama.
Sebelumnya, anggota Komisi Pertahanan DPR RI Syarif Hasan menilai pemotongan anggaran negara untuk Kementerian Pertahanan dan TNI tidak perlu dilakukan pemerintah. Menurutnya, anggaran kekuatan militer justru perli ditambah agar TNI disegani negara-negara dunia.
"Pemotongan anggaran untuk Kementerian Pertahanan dan TNI seyogyanya tak perlu dilakukan," kata Syarif Senin, kemarin.
Politikus Partai Demokrat ini mendukung penambahan anggaran pertahanan untuk meningkatkan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Forces/MEF) TNI 2015-2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: