Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendapatan Sky Broadcaster Naik Meski Penjualan Iklan Turun

        Pendapatan Sky Broadcaster Naik Meski Penjualan Iklan Turun Kredit Foto: The
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        British Sky Broadcaster melaporkan kenaikan pendapatan meski penjualan iklan menurun dan pertumbuhan pelanggan melambat. Perusahaan mengatakan pendapatan naik sebesar lima persen dalam waktu tiga bulan hingga 30 September. Jumlah pelanggan naik 106.000 selama periode tersebut, namun masih lebih rendah dari tahun lalu yakni 134.000.

        "Pendapatan iklan di Inggris dan Irladia turun tiga persen meskipun perusahan mengatakan masih lebih baik dari pasar secara keseluruhan," demikian seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (14/10/2016).

        Sky yang menghasilkan sepertiga pendapatan? dari bisnis di Italia, Jerman dan Austria mengatakan pendapatan perusahan telah naik karena kenaikan uero terhadap pound yang membuat pendapatan naik 13 persen atau EUR3,2 miliar.

        Sepak bola menjadi pemasukan penting bagi perusahaan karena paling banyak ditonton seperti UEFA Euro 2016. Perusahaan mengatakan telah membayar ?6.000 juta untuk hak kepada liga primer sehingga? perusahaan sangat progres dan efesien dengan biaya operasi yang lebih rendah dari tahun lalu.

        "Kami menyelesaikan kuartal yang kuat setelah terjadi pelambatan pada Olimpiade Rio dan Euro 2016 dan kami? telah berada di jalur finansial dengan satu tahun investasi pada layar kaca," kata CEO Jeremy Darroch.

        Perusahaan mengatakan pertumbuhan saat ini masih dalam keadaan baik di semua teritori dan kategori. Sebelumnya, sterling jatuh ke level terendah selama tiga tahun terhadap euro setelah Theresa May menguraikan jadwal untuk memulai negosiasi Brexit. Penurunan tersebut juga merupakan level terendah terhadap dolar sejak awal Juli.

        Pound jatuh sekitar 1% terhadap euro menjadi UER1,1433 pada perdagangan pagi. Sementara dolar jatuh 1% menjadi US$ 1,2854 yang merupakan titik terendah sejak Juli ketika mencapai US$1,2797.

        Kendati demikian, purchasing manager index (PMI) menunjukan sektor manufaktur naik dari 55,4 pada Agustus menjadi 55,4 pada September. Angka di atas 50 tersebut menunjukan adanya ekspansi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: