Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Atasi Kemacetan, Tata Ruang Bogor Perlu Perbaikan

        Atasi Kemacetan, Tata Ruang Bogor Perlu Perbaikan Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan, salah satu persoalan kemacetan yang terjadi dikarenakan tata ruang yang ada selama ini terpusat di pusat kota yakni kebun raya dan istana.

        "Tata ruang perlu diperbaiki, beban kota sudah sangat berat untuk menampung semua kegiatan yang menumpuk di pusat kota," kata Bima dalam diskusi Obsesi di Radar Bogor, Jumat malam.

        Bima mengungkapkan, konsep tata ruang Kota Bogor selama ini terpusat di satu titik yakni pusat kota, semua kegiatan baik itu pemerintahan, perekonomian, bisnis, jasa, niaga, dan keagamaan semua berada di wilayah kota.

        Setiap akhir pekan, lanjutnya, Kota Bogor dikunjungi 5.000 pengunjung Kebun Raya. Sementara kebun raya belum memiliki lahan parkir yang memadai sehingga, parkir di badan jalan.

        Untuk akhir pekan, lanjut Bima, pihaknya kewalahan untuk mengatasi kemacetan yang diakibatkan padatnya kunjungan wisata ke kota tersebut. Sementara retribusi dari Kebun Raya Bogor hanya sebesar Rp1 miliar setiap tahunnya.

        "Belum lagi lintasan arus dari kabupaten dan arus menuju ibu kota Jakarta," katanya.

        Menurut Bima, redistribusi kawasan menjadi keharusan yang segera dilakukan Pemerintah Kota Bogor. Menggeser aktivitas masyarakat ke wilayah pinggiran, membentuk satu pusat perekonomian di wilayah pinggiran salah satunya di kawasan Tanah Baru.

        Dalam satu diskusi dengan Presiden Joko Widodo yang meminta Pemkot Bogor memindahkan pasar tumpah. Bima menjawab, akan memindahkan pusat kota dan pusat keramaian di wilayah pinggiran. Karena selama ini yang berdagang dan berbelanja di pasar adalah warga pinggiran, sehingga Kota Bogor hanya kebagian macet dan sampah saja.

        "Perlu konsep yang radikal yakni redistribusi secara menyeluruh. Menggeser pusat kota ke wilayah pinggiran," katanya.

        Selain membenahi tata ruang, lanjut Bima, upaya lainnya adalah menata angkutan umum yang ada di Kota Bogor. Terjadi pertumbuhan sepeda motor setiap tahunnya, saat ini ada 800 motor baru dan 200 mobil baru yang beroperasi di wilayah Kota Bogor. Sedangkan infrastruktur pertumbuhannya kurang dari satu persen.

        "Kebijakan Pemkot Bogor tidak bisa mengejar menambah infrastruktur, pola yang harus digunakan untuk penataan transportasi harus radikal, karena terbatasnya akses. Yang perlu dilakukan secepatnya membangun Bogor inner ring road, dan Bogor outo ring road," katanya.

        Bima menambahkan, persoalan kemacetan merupakan program prioritas utama yang dijalankan Pemkot Bogor.

        "Konsep sudah ada, tinggal konsistensi dan akselerasi. Bogor sudah memiliki B-TOP untuk 20 tahun ke depan. Peta jalan menuju LRT, telah disusun oleh konsultan asing yang mumpuni," katanya. Ant.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Leli Nurhidayah

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: