Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto mendukung optimalisasi penggunaan energi panas bumi dengan merekomendasikan pembentukan BUMN yang berfokus pada pengembangan panas bumi.
"Dibentuknya BUMN khusus yang menangani panas bumi, karena saat ini hanya Pertamina Geothermal dan GeoDipa yang melakukan pengelolaan, dan tentunya tidak selancar jika ditangani oleh BUMN khusus," kata Agus dalam rilis di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Politisi Partai Demokrat itu mengingatkan bahwa potensi yang dihasilkan dari pengelolaan panas bumi di Indonesia masih sangat besar, dan memerlukan BUMN khusus untuk mengelolanya secara optimal.
Untuk itu, ujar dia, diharapkan pemerintah juga dapat mendukung penuh upaya pembentukan BUMN pengelola energi panas bumi agar potensi yang dimiliki Indonesia juga bisa dikelola dengan baik. "Karena jika bergantung pada energi fosil lama-kelamaan akan habis," katanya.
Agus juga menyatakan, pemerintah dapat melakukan kegiatan eksplorasi panas bumi dari sarana pembiayaan dan investasi dengan menggunakan fasilitas pendanaan yang ada seperti dana panas bumi di PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) dan dana hibah serta pinjaman dari luar negeri.
Kemudian, lanjutnya, adanya penguatan kerjasama antara Kementerian LHK dengan Kementerian ESDM untuk melakukan pemetaan, verifikasi lapangan dan studi zona untuk wilayah kerja panas bumi pada zona inti, serta perlunya aturan tentang pelarangan alih kontrak kerja operasi panas bumi secara menyeluruh dan pencabutan izin wilayah kerja panas bumi yang tidak melakukan kegiatannya.
Sebelumnya, produksi listrik pembangkit panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero), hingga kuartal III 2016 mencapai 2.233 Giga Watt Hour (GWh), melampaui target perseroan sebesar 2.216 GWh.
"Hingga akhir 2016, PGE menargetkan produksi listrik dari pembangkit panas bumi sebesar 3.075 GWh," ujar Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy (PGE), Tafif Azimudin di Jakarta, Jumat (21/10).
Produksi listrik PGE berasal dari lima unit PLTP Kamojang dengan total kapasitas 235 megawatt (MW) di Wilayah Kerja Panas Bumi Kamojang-Darajat, Jawa Barat; empat unit PLTP Lahedong berkapasitas 80 MW di WKP Lahedong, Sulawesi Utara; dan dua unit PLTP Ulubelu berkapasitas 55 MW di WKP Gunung Way Panas, Lampung.
Menurut Tafif, saat ini PGE menjalankan delapan proyek panas bumi, baik lapangan uap maupun PLTP. Lima proyek pengembang energi geothermal berada di Kamojang, Karaha, Lahendong, Ulubelu dan Lumut Balai.
Sementara itu untuk proyek lapangan uap (steam field), PGE sedang menggarap proyek Hululais dan Sungai Penuh. Serta empat proyek tahapan eksplorasi, yaitu Bukit Daun, Margabayur, Lawu dan Seulawah. "Infrastruktur di Bukit Daun dengan membangun jalan masuk ke hutan lebih dari 20 kilometer sudah finalisasi, rencana Oktober sudah mulai bor eksplorasi," ungkapnya.
Dari seluruh proyek tersebut sudah selesai dua PLTP, yakni Kamojang Unit 5 dan Ulubelu Unit 3. Hingga akhir 2016, PGE memproyeksikan dua PLTP lainnya, yakni Lahedong Unit 5 dan Karaha Unit 1 juga akan tuntas. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil