Naikknya tarif listrik mendorong indeks harga konsumen pada bulan Oktober mengalami inflasi sebesar 0,14% secara bulanan (month-to-month /mtm).? Kondisi itu membuat inflasi antar-tahun (year-on-year /yoy) berada di angka 3,31 % ?
?Kelompok yang menyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,56% dengan andil 0,14%. Ini disumbang oleh kenaikan tarif listrik sebesar 0,06% baik pra bayar maupun pasca bayar . Selain itu kenaikan juga terjadi pada upah tukang , dan bahan bakar rumah tangga khususnya kenaikan LPG 3 kg yang menyumbang 0,02%,?Kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa (1/11).
Adapun kelompok lain yang mendorong inflasi adalah ?kelompok makanan jadi, minuman , rokok dan tembakau sebesar 0,24% dengan andil 0,04%. ?Ini terutama karena kenaikan pada rokok kretek ,rokok filter maupun rokok putih masing-masing sebesar 0,01% ,? tambahnya.?Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,29% dengan andil 0,01 % dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,10% dengan andil 0,01%
Sementara kelompok bahan makanan yang selama ini menjadi pendorong utama inflasi , pada Oktober justru mengalami deflasi 0,21% dengan andil -0,03%. Kecuk menyebut, sejumlah barang yang mendorong deflasi pada kelompok bahan makanan adalah bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan kacang panjang
?Meksipun secara umum bahan makanan mengalami deflasi , namun yang perlu mendapat perhatian adalah cabe merah yang harganya naik dan itu perlu perhatian khusus,? tambah Kecuk.
Kecuk mengatakan dari 82 kota, inflasi tertinggi terjadi di ??Sibolga 1,32? %, sementara inflasi terendah terjadi di Depok dan Manado masing-masing 0,01? %. Adapun, Sorong mencatat deflasi tertinggi dengan 1,1%.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: