Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, mengatakan CPO sawit hingga kini mendominasi ekspor Indonesia sehingga komoditas tersebut sangat strategis.
"Dengan peran sawit yang begitu besar sebagai penyumbang devisa negara, maka sawit yang berkelanjutan terus dijaga dan bersama menjadikan komoditas unggulan dalam ekspor," ujarnya saat menghadiri Muscab III Gapki Cabang Kalbar di Pontianak, Rabu (9/11/2016).
Joko menjelaskan meski nilai ekspor masih tertinggi, namun produktivas sawit di Indonesia turun akibat el nino. Ia menyampaikan saat ini penurunan produksi sekitar 15 persen dari sebelumnya.
"Produktivas menurun juga berdampak pada kinerja perusahaan yang ikut turun juga. Selain itu pendapatan negara juga akan turun. Inilah yang menjadi tantangan kita semua," tuturnya.
Hingga saat ini, kata Joko, tujuan ekspor Kalbar sudah mencapai lebih dari 50 negara. Negara India merupakan tujuan ekspor terbesar dari Indonesia. Selanjutnya negara terbesar lainnya yang menerima sawit Indonesia seperti Tiongkok, Bangladesh dan negara di Eropa.
"Akibat ekonomi global yang terganggu juga menjadi faktor permintaan negara tujuan ekspor kita menurun. Namun di sisi lain pasar domestik turut membantu kondisi yang ada sehingga agak terdongkrak," terangnya.
Selain kendala yang perlu dicarikan solusi, sejumlah tantangan yang masih terus diperjuangkan oleh semua pihak. Ia mencontohkan soal persaingan dengan minyak nabati lainnya.
"Belum lagi soal tarif maupun non tarif, ada yang buat pajak dan standar aneh dan itu yang paling berat dari negara pembeli. Kampanye miring terhadap sawit juga masih intens dari negara pesaing minyak nabati," kata dia. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah