Hingga triwulan III 2016, pertumbuhan pembiayaan syariah di Jawa Barat mencapai 6,9 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp 29,5 triliun, sedangkan share pembiayaan syariah Jabar terhadap total pembiayaan syariah nasional sebesar 12,5 %.
"Adapun share pembiayaan syariah Jabar terhadap total kredit perbankan Jabar sebesar 8,3 persen,? kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Provinsi Jawa Barat, Rosmaya Hadi di Bandung, Rabu (9/11/2016)?
Rosmaya Hadi menjelaskan Berdasarkan distribusi jenis kegiatannya, pembiayaan syariah di Jabar meliputi ?48 persen untuk kegiatan konsumsi, 35 persen untuk pembentukan modal kerja usaha dan 17 persen untuk kegiatan investasi.
?Mayoritas distribusi jenis kegiatannya, pembiayaan syariah di Jabar sebanyak 48 persen untuk kegiatan konsumsi,?ujarnya
Aset perbankan umum syariah di Jawa Barat, lanjutnya, pada triwulan III 2016 tumbuh 12,6 persen (yoy) melambat dibandingkan triwulan II 2016 sebesar 13,5 persen (yoy). Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan umum syariah di Jabar pada triwulan III 2016 tumbuh 15,2 persen (yoy) melambat dibanding triwulan II 2016 sebesar 16,4 persen (yoy).
?Aset perbankan umum Syariah dan DPK perbankan umum Syariah di Jabar pada triwulan III, keduanya melambat bila dibandingkan dengan triwulan II,?ujarnya.
Terkait dengan perkembangan sistem ekonomi dan keuangan syariah secara nasional, Indonesia memiliki prestasi. Menurut data Islamic Banking Conference (WIBC), 2015, Indonesia pada tahun 2015 berada di posisi pertama terbesar global dalam indikator pertumbuhan aset perbankan syariah?
?Rata-rata pertumbuhan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 sebesar 43%,?ujarnya.
Dia menilai Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan keuangan syariah. Selain jumlah penduduk muslim dan lembaga keuangan syariah terbesar di dunia, potensi zakat dan wakaf pun cukup besar.?
?Namun perkembangan perbank-an syariah, cenderung melambat hingga pada level 9,38%, padahal ?pada tahun 2011 mampu tumbuh sampai 47,55%,?ujarnya.
Rosmaya menjelaskan, terdapat lima permasalahan ?utama dalam ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Terbatasnya Sumber Daya Insani yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang menghambat perkembangan keuangan syariah. ?
"Hal lainnya yaitu struktur ekonomi dengan berbagai ketimpangan, potensi sektor sosial dengan keterbatasan serta pasar keuangan syariah yang dangkal dan ?kinerja keuangan syariah yang stagnan,"pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: