Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan dunia sudah menyadari bahwa jumlah ikan sudah menurun sehingga banyak negara yang kini benar-benar meningkatkan proteksinya terhadap sumber daya ikan mereka.
"Dunia makin sadar bahwa jumlah ikan sudah turun jauh hampir 80 persen dari seluruh dunia," kata Susi di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Menurut Susi, bila tidak ada aksi yang signifikan untuk menjaganya maka sumber daya perikanan dunia akan turun mencapai 90 persen.
Untuk itu, ujar dia, semua negara mengarah kepada perlindungan lautnya masing-masing.
"China telah membuat kebijakan penurunan jumlah kapal menjadi hanya tiga persen saja yang boleh melaut. Jadi, kalau di sana ada 100 kapal, 97 kapal tidak boleh jalan lagi. Begitu kencangnya mereka melakukan proteksi," katanya.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Toni Ruchimat menyatakan Indonesia bersikap konservatif dalam mengelola sumber daya ikannya agar kawasan perairan nasional tidak mengalami eksploitasi berlebih.
"Jumlah tangkapan yang dibolehkan oleh kita sangat konservatif," kata Toni Ruchimat dalam lokakarya di Jakarta, Rabu (16/11).
Toni mengemukakan bahwa Indonesia tidak mengambil 100 persen dari potensi ikan yang ada di kawasan perairan nasional, namun hanya diperbolehkan mengambil 80 persen.
Hal tersebut, lanjutnya, juga telah sesuai dengan kaidah dalam sektor perikanan agar potensi yang bisa dimanfaatkan tidak sampai melebihi jumlah tangkapan yang diperbolehkan.
Apalagi, dia mengingatkan bahwa pada sekitar 2011-2013 sudah banyak kawasan perairan yang tereksploitasi antara lain karena banyak sumber daya ikan yang dicuri pihak asing.
Jumlah potensi tangkapan ikan di Indonesia berdasarkan perhitungan terakhir adalah sebanyak 9,9 juta ton per tahun.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan biomassa laut Indonesia meningkat pesat sehingga beragam jumlah spesies ikan di kelautan juga semakin banyak karena suksesnya penanggulangan pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: