Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyoroti Dampak Pelonggaran Kebijakan BI 2016

        Menyoroti Dampak Pelonggaran Kebijakan BI 2016 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) turut mendorong perbaikan permintaan domestik. Dalam setahun terakhir BI telah menurunkan suku bunga kebijakan hingga 150 bps dan giro wajib minimum (GWM) hingga 150 bps.

        Pelonggaran kebijakan ini juga bersinergi dengan kebijakan makroprudensial melalui relaksasi loan to value? (LTV) untuk pembiayaan properti serta peningkatan batas bawah giro wajib minimum (GWM)-loan to funding ratio (LFR) dari semula 78% menjadi 80%. Hal ini tercantum dalam Laporan Gubernur BI di acara Pertemuan BI 2016.

        Pada tahun yang sama BI juga menempuh kebijakan reformulasi kerangka operasi kebijakan moneter dengan mengganti suku bunga BI Rate menjadi BI 7-day Reverse Repo Rate pada 19 Agustus 2016. BI 7-day Reverse Repo Rate saat ini berada pada level 4,75% yang dianggap konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas makroekonomi secara keseluruhan.

        Hasilnya cukup baik. Beberapa lembaga pemeringkat global seperti Fitch Ratings, Moody's Investors Service, Japan Credit Agency, dan Rating and Investment Information Inc pada tahun 2016 mempertahankan posisi Indonesia pada investment grade.

        Bukan hal yang mengherankan, tentunya dengan berbagai deregulasi yang dilakukan pemerintah, peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business) kita peringkatnya naik dari 106 ke 91.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: