Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 3, Anies Baswedan memaparkan visi dan misinya dihadapan para jurnalis senior di Kantor Pengurus Wartawan Indonesia (PWI) di Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Kehadiran Anies sudah dinanti oleh para pengurus PWI untuk mendengaran pemaparan program kerjanya. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyoroti banyak masalah yang saat ini dinilai belum beres diselesaikan oleh pemimpin Jakarta, salahsatu yang paling krusial adalah soal kemacetan.
Anies mengatakan penyebab kemacetan di Ibu Kota disebabkan karena pemimpin saat ini tidak menangani secara serius. Akibat tidak ditangani secara serius, solusi kemacetan yang ditawarkan hanya program-program jangka pendek.
"Indikasinya sederhana peta Jakarta ini adalah peta trayek angkutan tahun 70an tidak berubah hingga saat ini. Coba lihat bis trayeknya sama terus, penduduknya sudah mengalami transformasinya luar biasa, transportasi massalnya tapi tidak berubah, trayek tidak diatur pemerintah, tidak dilihat kebutuhannya apa," kata Anies di Kantor PWI, Selasa (29/11/2016).
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menambahkan selama beberapa dekade, kepemimpinan beberapa gubernur DKI Jakarta tidak mengikuti perkembangan terutama menyangkut meledaknya jumlah penduduk di Jakarta. Selain itu, tidak adanya integrasi diseluruh tempat di Jakarta menjadikan warga lebih memilih sepeda motor sebagai alat transportasi nya bukan kendaraan massal.
"Kalau lihat data, warga DKI Jakarta 10 juta, tapi jumlah pemilik kendaraan bermotor sebanyak 13 juta. Ini terlalu kelebihan. Karena selama ini kan yang diperhatikan cuma Jalan M.H Thamrin, Kuningan, Blok M hanya dijalan-jalan utama saja. Sementara banyak warga dari pinggiran Jakarta mau ke tempat a kendaraannya tapi enggak ada. Untuk itu saya nanti akan mengembangkan transportasi yang terintegrasi. Insya Allah kendaraannya akan cukup nyaman buat warga, cukup Rp5000 bisa kemana-mana," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Rahmat Patutie