Perlu Stimulus Untuk Penyaluran Kredit Infrastruktur di Perbankan Syariah
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -
Penyaluran ?kredit infrastruktur ?melalui industri perb?ankan syariah dinilai? masih minim. Tengok ?PT BRI Syariah misaln?ya, perseroan menarge?tkan pembiayaan hingg?a akhir tahun ini seb?esar Rp18,8 trililiun? dimana mayoritas dar?i angka tersebut akan? dihasilkan dari peny?aluran kredit ke sekt?or infrastruktur. Sem?entara PT BNI Syariah? pada tahun ini menar?getkan pembiayaan kor?porasi sekitar Rp3,25? triliun.?
Pengamat Ekonomi Avil?iani menjelaskan pert?umbuhan kredit infras?truktur perbankan sya?riah cukup baik, namu?n secara size nilainy?a masiy kecil jika di?bandingkan dengan ban?k umum konvensional. "Infrastruktur itu pe?nopangnya masih pada ?perbankan, penerbitan? obligasi dan IPO. Ta?pi kebanyakan pelaku ?usaha memilih untuk I?PO,"katanya kepada wa?rtaekonomi, Selasa (6?/12).
Lebih lanjut, dirinya ?menjelaskan hal terse?but terjadi lantaran ?lembaga perbankan khu?susnya syariah tidak ?memiliki kecukupan da?lam hal kebijakan sep?erti Batas Maksimum P?emberian Kredit (BMPK?) misalnya. Oleh kare?na itu lanjut Avilian?i, perlu ada kebijaka?n khusus untuk pember?ian kredit-kredit inf?rastruktur yang memil?iki efek domino di ma?syarakat.?
"Kebijakan khususnya ?seperti misalnya BMPK?-nya dilepas, sehingg?a tidak memberatkan. ?Karena untuk BMPK saj?a bank harus mencari ?sumber dana, sementar?a saat ini kecenderun?gan sumber dananya le?bih ke short term. Ha?l itu bisa terlihat d?ari rasio loan to dep?osit ratio (LDR) perb?ankan yang sudah menc?apai 92%," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait: