Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi (13/12/2016) bergerak menguat sebesar 69 poin menjadi Rp13.286 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.355 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya seiring masih adanya sentimen positif dari penguatan sejumlah mata uang di kawasan Asia," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa tren penguatan rupiah juga masih tetap kuat menyusul adanya sentimen dari rilis data-data ekonomi Tiongkok yang relatif baik sehingga tidak hanya berimbas positif pada mata uang yuan, namun juga secara tidak langsung positif ke rupiah.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang domestik itu dapat tertahan menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berpotensi menaikan suku bunga acuannya pada pekan ini.
"Menjelang rapat The Fed terkait suku bunga biasanya dolar AS bergerak menguat. Pelaku pasar uang diharapkan tetap waspada mencermati hal itu," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa faktor eksternal dapat mendominasi pergerakan mata uang rupiah di sepanjang pekan ini, diharapkan kebijakan The Fed tidak mengejutkan pasar.
"Walaupun pasar global telah mengantisipasi kenaikan suku bunga AS, namun tendensi the Fed mengenai prospek 2017 juga akan mempengaruhi pergerakan pasar," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto