Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        DPR: Penolakan Semen Rembang Disusupi Kepentingan Besar

        DPR: Penolakan Semen Rembang Disusupi Kepentingan Besar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana menduga masyarakat yang menolak pabrik Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah karena telah disusupi kepentingan besar oleh pesaing industri lain sejenis dari swasta.

        "Kalau yang menolak Semen Rembang sudah tidak percaya kepada tim kecil, terus mereka mau percaya dengan siapa ? Apa hanya percaya kepada pemodal penolakan Semen Rembang? ?Mereka kan hidup di Indonesia, bukan tinggal di negara lain," kata Azam melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (22/12/2016).

        Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Kantor Staf Presiden memutuskan membentuk tim kecil sebagai solusi menyelesaikan polemik Semen Rembang.

        Tim kecil akan bertugas mengkaji aspek ekonomis, hukum, sosiologis, dan ekologis mengenai masa depan kelanjutan Semen Rembang. Tim kecil diminta menghasilkan studi sebelum 17 Januari 2017 dan menjadi acuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menetapkan SK untuk Semen Rembang.

        Lebih lanjut Azam mengungkapkan kini di Jawa Tengah ada beberapa industri semen yang ingin beroperasi di sana di mana seluruh industri semen tersebut merupakan milik swasta.

        "Saya dapat kabar, katanya ada sembilan pabrik semen lain yang berminat beroperasi di Jawa Tengah. Hanya Semen Rembang itu punya negara dan jelas harus diutamakan. Melihat kondisi itu, bisa saja ada kepentingan persaingan bisnis makanya deras arus ditolaknya Semen Rembang," tuturnya.

        Azam mencontohkan sebelum membangun pabrik di Rembang, Semen Indonesia awalnya membidik Pati sebagai lokasi industri. Keinginan itu kemudian ditolak masyarakat sehingga membuat Semen Indonesia berpindah ke Rembang.

        Kendati sudah pindah lokasi, kata Azam, kehadiran Semen Indonesia di Rembang tetap menuai protes. Padahal menurut kabar beredar, ada industri semen lain milik swasta yang ingin beroperasi di Pati tetapi tidak ditolak keberadaannya.

        "Lho kenapa (pabrik semen) yang di Pati tidak ditolak sekuat Semen Rembang ? Jelas kan pasti ada apa-apanya. Kalau juga ada penolakan, saya melihat amat kecil, seperti sekadar pelengkap saja. Belum lagi di daerah lain di Jawa Tengah," ujar Azam.

        Padahal, menurut Azam, Semen Rembang sebagai industri milik negara sudah jelas banyak yang mengawasi, baik komitmennya terhadap lingkungan hidup, pajaknya, modalnya maupun kontribusi terhadap daerah beroperasi dan masyarakatnya. Hal itu membuat seharusnya tidak perlu dikhawatirkan keberadaan pabriknya.

        "Kalau Semen Rembang melenceng dari komitmen, sudah pasti banyak yang menegur. Lihat pabrik semen yang di Tuban, lingkungan tetap lestari. Bisa dibandingkan dengan industri semen lain milik swasta yang mengabaikan lingkungan dan acuh pada kondisi kebutuhan air," ujarnya.

        Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mempertemukan kedua belah pihak penolak dan pendukung pabrik Semen Rembang.

        Pada pertemuan itu, Gunretno selaku koordinator massa penolak menyatakan tidak percaya dengan tim kecil karena hanya motif memuluskan kelanjutan Semen Rembang. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: