Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Cianjur, Jabar, telah melakukan pembinaan dengan mengarahkan nelayan untuk membudidayakan rumput laut tertutama menghadapi musim paceklik.
Pembinaan tersebut diberikan agar nelayan tidak kebingungan saat menghadapi cuaca buruk atau musim paceklik seperti saat ini, kata Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Cianjur, Djoni Rozali di Cianjur, Minggu, ratusan nelayan di pantai selatan terpaksa menganggur.
"Kami telah melakukan pembinaan untuk nelayan, agar mereka memiliki keahlian lain, ketika tidak bisa melaut. Namun hingga saat ini, hal tersebut belum diterapkan secara maksimal, sehingga masih banyak nelayan yang menganggur ketika cuaca buruk," katanya.
Pihaknya berharap nelayan yang mendapatkan pembinaan dapat mengembangkan keahlian yang diberikan tersebut karena budidaya rumput laut masih berhubungan dengan kegiatan mereka sehari-hari."Harapan kami tahun depan akan kita perbanyak pelatihan dan pembinaan untuk nelayan," katanya.
Sementara ratusan nelayan di pesisir Pantai selatan Cianjur, terpaksa harus menjadi buruh serabutan karena kondisi cuaca yang masih buruk dan ekstrem sejak beberapa pekan terakhir, sehingga membuat nelayan berhenti melaut.
Eman Sulaeman (40) seorang nelayan di Pantai Jayanti, menungkapkan, angin kencang dan ombak tinggi, menghambat aktivitas nelayan di wilayah selatan karena hasil tangkapan ikan yang menurun, resiko terhempas angin menjadi resiko tinggi yang akan menimpa mereka.
"Sudah hampir tiga bulan terakhir, kami tidak melaut karena cuaca ekstrem ditambah ombak tinggi, sehingga nelayan terpaksa mendaratkan perahu. Untuk menghidupi keluarga sehari-hari paling jadi buruh serabutan dengan hasil yang hanya cukup untuk membeli beras," katanya.
Sedangkan pelatihan dan pembinaan yang diberikan pemerintah selama ini, ungkap dia, tidak sampai tuntas, sehingga program yang diberikan belum bisa diterapkan secara maksimal. Bahkan koperasi yang didirikan, tidak dapat menjadi solusi bagi nelayan ketika cuaca eksrem seperti saat ini, dimana nelayan tidak dapat pinjaman.
"Harapan kami koperasi benar-benar membantu kami ketika masa sulit, kalau pelatihan hanya beberapa kali belum bisa diterapkan karena banyak kesulitan yang tidak dapat kami konsultasikan karena tidak ada petugas atau penyuluh yang membimbing," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: