PNM Berupaya Tingkatkan Nasabah Produk Mekaar Hingga Dua Juta Orang 2017
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menargetkan mampu meningkatkan jumlah nasabah produk pembiayaan Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) hingga dua juta orang sepanjang 2017. "Mekaar menjadi salah satu produk primadona sektor pembiayaan mikro prasejahtera produktif karena merupakan satu-satunya produk pembiayaan milik negara yang menyasar sektor pelaku usaha mikro prasejahtera," kata Direktur Utama PNM, Parman Nataatmadja, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (3/1/2016).
Mekaar, yang difokuskan bagi kaum ibu-ibu rumah tangga produktif, diinisiasi pada Januari 2016 di satu wilayah usaha di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Hingga akhir Desember 2016, PNM Mekaar telah memiliki 372 kantor cabang serta mengkoordinir 1.244 kecamatan seluruh Indonesia. Sepanjang 2016, Mekaar telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp866 miliar kepada 430 ribu perempuan pelaku usaha mikro kecil dari kalangan prasejahtera.
Jumlah tersebut melampaui target yang ditetapkan Menteri BUMN pada awal peluncuran Mekaar, yakni sebanyak 400 ribu ibu rumah tangga. Parman menjelaskan dari sisi kinerja operasional sepanjang 2016, PNM telah menyalurkan pembiayaan kepada sektor UMKM hingga Rp5,45 triliun, lebih tinggi 1,5 persen dibandingkan target awal 2016 sebesar Rp5,37 triliun. Sementara laba tumbuh 13,7 persen dari Rp 64,2 miliar (2015) menjadi Rp73 miliar (2016). Total aset mencapai Rp7,4 triliun di 2016, atau melonjak 23 persen dari 2015. Sedangkan nilai ekuitas tercatat Rp1,78 triliun atau naik dari posisi ekuitas per 31 Desember 2015 sebesar Rp1,72 Triliun.
Parman mengatakan PNM membutuhkan perluasan kantor Mekaar di seluruh wilayah Indonesia guna memberikan layanan jasa pembiayaan berskala mikro. "Perluasan kantor berdasarkan titik-titik jaringan yang mengacu pada potensi-potensi di tiap wilayahnya. Kami sudah mempunyai program perluasan kantor layanan," kata dia.
Wilayahnya akan diperluas dan diperkuat menjadi sasaran pengembangan bisnis Mekaar yaitu Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Papua Barat. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: