Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cegah Gagal Panen, BMKG Diminta Sosialisasi Tren Cuaca ke Petani

        Cegah Gagal Panen, BMKG Diminta Sosialisasi Tren Cuaca ke Petani Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) aktif menyosialisasikan tren cuaca kepada petani. Langkah tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya gagal panen. Musababnya, para petani akan mengetahui musim tanam yang baik untuk komoditasnya.

        "Kami sarankan BMKG menyampaikan tren cuaca kepada petani dengan menggandeng dinas pertanian. Jadi, mereka (petani) tahu kapan harus menanam sehingga gagal panen bisa diminimalisir," kata Kepala Kantor Perwakilan Daerah KPPU Makassar Ramli Simanjuntak kepada Warta Ekonomi di Makassar, Kamis (12/1/2017).

        Ramli mencontohkan melambungnya harga bahan pangan, seperti cabai kerap kali dipicu kelangkaan pasokan akibat gagal panen. Fenomena tersebut terjadi tiap tahun tanpa solusi. Menurutnya, hal tersebut bisa dihindari bila petani mengetahui range waktu yang tepat menanam cabai. Terlebih, komoditas itu bisa tanam dan panen kapan saja.

        Menurut dia, bila petani mengetahui waktu yang tepat untuk menanam maka produksi komoditasnya pun diyakininya akan lebih besar.

        "Tolong ini bisa menjadi perhatian karena kita semua menginginkan produksi komoditas pangan strategis mengalami surplus. Terlebih, Indonesia memiliki target swasembada pangan sehingga seluruh komponen mesti bersinergi" tegasnya.

        Lebih jauh, Ramli menyarankan kepada para petani untuk lebih efektif dan efisien menanam cabai. Berdasarkan hasil penelitiannya, idealnya penanaman cabai dilakukan di lahan seluas satu sampai dua hektare. Lebih dari itu potensi merugi cukup besar bila tak menguasai iklim. Pasalnya, cabai merupakan tanaman yang cepat busuk.

        Harga cabai di Makassar sendiri berdasarkan pemantauan KPPU sudah mengalami penurunan dibandingkan pekan pertama Januari. Harganya kini berkisar Rp70 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga komoditas ini menembus Rp100 ribu per kilogram. Kesimpulan sementara dari KPPU, Ramli mengatakan kenaikan harga cabai dipicu rantai pasok yang terlalu panjang ditambah adanya gagal panen. Belum didapatinya indikasi kartel.

        "Rantai pasoknya ada lima tingkatan, mulai dari petani sampai ke pedagang akhir. Makanya, harga cabai jadi mahal karena lima kali melompat," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: