Kementerian Pariwisata menginginkan Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi destinasi utama kunjungan wisatawan asal Korea Selatan.
Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana pada Lokakarya Pembangunan Kapasitas Pariwisata Asean-Korea di Lombok, NTB, Kamis (12/1/2017), mengatakan perkembangan pariwisata NTB, khususnya Lombok saat ini cukup pesat.
"Lombok menjadi salah satu destinasi yang dipasarkan ke Korea selain wisatawan dari negara-negara Timur Tengah (middle east)," katanya.
Menurut dia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah menargetkan mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia, salah satunya ke Lombok.
Bahkan, dalam kurun hingga tahun 2015 kunjungan wisatawan Korea yang datang ke Indonesia selalau meningkat.
"Jumlah kunjungan wisatawan Korea Selatan ke Indonesia tahun 2015 meningkat 338.671 orang atau naik 3 persen dibanding tahun 2014 sebanyak 328.122 orang," sebutnya.
Namun, sayangnya untuk tahun 2016 jumlahnya wisman Korea Selatan yang ke Indonesia mengalami penurunan. Diperkirakan jumlahnya hanya 320 ribu orang. Bahkan, hasil ini masih di bawah target yang ditetapkan 400 ribu orang.
"Penurunan ini harus dicari penyebabnya, sehingga bisa disusun strategi untuk meningkatkan kembali wisatawan Korea Selatan ke Indonesia, khususnya Lombok yang sudah dikenal oleh masyarakat Korea Selatan," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Asean-Korea Kim Young Sun mengakui pariwisata NTB, khususnya Lombok cukup potensial untuk terus dikembangkan. Terutama keindahan alam yang dimilikinya seperti keberadaan tiga gili Trawangan, Meno dan Air. Kemudian, Gunung Rinjani serta keberagaman budayanya.
Untuk menggaet wisatawan Korea ke Indonesia, khususnya Lombok perlu diawali dengan penawaran paket bersama Bali-Lombok untuk membuka wawasan wisaman Korea tentang Lombok terlebih dahulu.
"Karakteristik wisatawan Korea yang pertama kali mengunjungi destinasi baru datang dalam 'group' untuk datang kedua dan seterusnya mereka akan melakukan secara individual," ujarnya.
Karena itu, menurutnya, peranan biro perjalanan di Indonesia dan Korea Selatan menjadi sangat penting. "Perlu dipahami seperti apa persepsi orang Korea terhadap destinasi wisata dan apa yang mereka inginkan saat mengunjungi destinasi wisata, sehingga produk yang ditawarkan dapat menarik wisatawan Korea," katanya.
"Potensi turis Korea itu cukup besar. Potensi ini yang perlu dikelola dengan baik. Kita belum manfaatkan secara maksimal," kata Wakil Dubes Indonesia untuk Korea Selatan Cecep Herawan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: