Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kucurkan Rp2 Miliar, Pemkot Malang Bakal Bangun Liponsos

        Kucurkan Rp2 Miliar, Pemkot Malang Bakal Bangun Liponsos Kredit Foto: Ferry Hidayat
        Warta Ekonomi, Malang -

        Pemerintah Kota Malang pada tahun ini akan merealisasaikan pembangunan lingkungan pondok sosial (liponsos) berkapasitas 100 orang di atas lahan seluas 5 hektare yang berlokasi di Kelurahan Tlogowaru.

        Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang Pipih Triastuti di Malang, Sabtu mengatakan untuk membangun liponsos tersebut, Pemkot Malang menganggarkan dana sebesar Rp2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017.

        "Liponsos itu nanti mampu menampung sekitar 100 orang yang bermasalah dengan kesejahteraan sosial, seperti gelandangan dan pengemis, anak jalanan, pemulung, serta pekerja seks komersial (PSK)," urainya.

        Ia mengemukakan fasilitas di liponsos di Kecamatan Kedungkandang tersebut setiap kamar akan disediakan satu tempat tidur. Selain itu, juga ada dapur dan kamar mandi. "Yang kami prioritaskan memang bangunan untuk kebutuhan mendasar terlebih dahulu, karena ini bersifat mendesak," katanya.

        Selama ini, kata Pipih, anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang terjaring di Kota Malang masih dititipkan di daerah lain, seperti Sidoarjo. Dan, liponsos itu nantinya akan dikhususkan untuk warga Kota Malang.

        Dinsos Kota Malang, lanjutnya, sering menggelar razia terhadap anak jalanan, bahkan mereka yang terjaring dibina dan diberikan pelatihan keterampilan sebagai bekal untuk memulai usaha sendiri. Akan tetapi, anak jalanan di daerah ini tetap bermunculan, bahkan tetap eksis di pinggir jalan, baik sebagai pengamen maupun pengatur lalu lintas (polisi cepek).

        Anak jalanan yang "berkelana" dari lokasi satu ke lokasi lain di wilayah Kota Malang itu, tidak sedikit yang masih di bawah umur dan mereka tidak jera, meski sudah terjaring razia. "Mental anak jalanan masih sulit untuk diperbaiki. Mereka beranggapan mencari uang di jalanan lebih mudah. Jadi kenapa harus susah payah bekerja," paparnya.

        Anak jalanan yang mengamen maupun menjadi polisi cepek tersebut, dalam sehari bisa menghasilkan uang sekitar Rp70 ribu hingga Rp100 ribu.

        "Anak jalanan yang terjaring razia ini langsung kami kirim ke Liponsos Sidoarjo untuk dibina dan diberikan pelatihan keterampilan. Untuk mengetahui perkembangan hasil pelatihan selama dalam pembinaan di Liponsos, kami juga sering melakukan kunjungan ke rumah mereka, sekaligus evaluasi," katanya.

        Hanya saja, kata Pipih, anak-anak jalanan yang beroperasi di Kota Malang itu, bukan hanya warga Malang, tetapi dari berbagai daerah di Jatim.

        "Biasanya anak-anak yang dari luar Kota Malang kami kembalikan ke daerah asalnya," ucapnya.(Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: