Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan pariwisata.
Menurut Menteri Puspayoga dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (19/1/2017), pembangunan kedua sektor tersebut sangat mendukung pengembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Infrastruktur dibangun agar UKM bisa berjalan. Sektor pariwisata dikembangkan, otomatis UMKM juga akan berkembang. Apalagi, kata dia, Kabupaten Lebak memiliki potensi wisata yang luar biasa berbasis religi, budaya, dan alam.
"Dengan kondisi seperti itu, saya yakin produk UMKM Lebak akan berkembang," kata Puspayoga.
Pihaknya sekaligus hadir pada acara "soft launching" Plaza Lebak sebagai pusat promosi dan penjualan produk UKM unggulan Kabupaten Lebak sekaligus pelepasan ekspor produk furnitur bambu (Shaniqua Bamboo) asal Lebak ke Jerman, di Kabupaten Lebak, Rabu (18/1/2017).
Pada kesempatan itu, Menteri Puspayoga memberikan saran kepada Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya agar Plaza Lebak bekerja sama dengan PT Telkom untuk membangun Kampung Digital UKM.
"Tujuannya agar pasar dari produk-produk unggulan dari Kabupaten Lebak bisa lebih dikembangkan hingga ke mancanegara," kata Puspayoga.
Selain itu, Puspayoga juga mengapresiasi moto Kabupaten Lebak "Bela Beli Produk Lebak" agar warganya membeli dan memakai produk buatan sendiri.
"Saya jadi teringat ketika menjadi Wali Kota Denpasar yang mewajibkan seluruh elemen yang ada di Kota Denpasar untuk memakai kain tenun khas Bali 'Endek'. Dengan begitu, UKM dan perajin kain tenun di Bali bisa hidup dan berkembang. Kalau di Kabupaten Lebak diwujudkan dengan Peraturan Bupati tentang hal itu, saya yakin pengrajin batik di Lebak juga akan hidup dan berkembang," katanya.
Sementara itu, Dirut Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM Ahmad Zabadi yang mendampingi Menteri Puspayoga mengatakan bahwa produk-produk unggulan Kabupaten Lebak memiliki potensi pasar yang besar untuk dipasarkan lebih luas.
"Di Plaza Lebak ini kami mengkurasi ratusan produk dari sekitar 80 pelaku UKM yang memiliki prospek pasar ekspor yang bagus. Dari produk-produk tersebut, baru dua produk yang bisa menembus pasar ekspor Eropa, yaitu furnitur bambu dan gula semut," kata Zabadi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: