Pergerakan saham badan usaha milik negara (BUMN) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus mengalami penurunan. Hal ini pasca-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan direktur utama maskapai berpelat merah tersebut, Emirsyah Satar, sebagai tersangka.
Penurunan tersebut menunjukkan para pelaku pasar merespons negatif keputusan KPK tersebut, meski saat ini Emir telah melepas jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh analis Senior Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada saat dihubungi di Jakarta, Kamis (19/1/2017).
"Memang tidak ada hubungan lagi dengan Garuda sekarang, tapi ditakutkan akan merembet ke perusahaannya," ucapnya.
Menurut Reza, sentimen negatif tersebut bersifat sementara dan pelaku pasar akan lebih melihat kinerja Garuda dalam mencetak keuntungan dan penguasaan pasarnya di industri penerbangan.
"Saya perkirakan saham Garuda pada besok akan bergerak pada kisaran support Rp340 hingga Rp342 dan resistance Rp362 sampai Rp364 per saham," tutur Reza.
Lebih lanjut, Reza mengatakan sentimen negatif bisa juga mengarah ke saham-saham Grup Lippo di mana Emirsyah sekarang menjabat sebagai Chairman MatahariMall.com. "Bisa juga nanti saham LPPF (Matahari Departemen Store) dan MPPA (Matahari Putra Prima) terkena sentimen negatif," ucap Reza.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, saham Garuda Indonesia merosot empat poin atau 1,13 persen ?ke level Rp 350 per saham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo