Aliansi Selamatkan Satwa menolak pertunjukan sirkus lumba-lumba yang digelar di pelataran parkir pusat perbelanjaan Transmart, Balikpapn.
Puluhan aktivitis dari berbagai elemen seperti Forum peduli Balikpapan, Yayasan Konservasi Rasi, Di Transmart, pendemo yang berasal dari Forum Peduli Teluk Balikpapan, Mapala Balikpapan, mendemo pusat perbelanjaan yang berada di jalan MT Haryono Balikpapan dan gedung DPRD kota Balikpapan Jumat pagi (20/1/2017). Mereka menolak keras eksploitasi lomba -lumba dalam pertunjukan sirkus yang diselenggarakan mulai Jumat hari ini hingga 19 Februari 2017.
Kordinator Aliansi pecinta Satwa Husin Suharno meminta? pemerintah kota dan DPRD kota Balikpapan melarang pertunjukan lumba-lumba yang dinilai eksploitasi. Dari jadwal tertera pertunjukan lumba-lumba sehari 5 kali selama tanggal 20 Januari hingga 19 Februari.
Dia berharap kota Balikpapan menjadi kota pertama yang menolak adanya aksi lumba-lumba karena ini akan menjadikan citranama baik kota dan Indonesia dimata dunia internasional.
?Mereka melakukan kegiatan lumba-lumba ini bahasa mereka ini edukasi, ini soal sosialisasi. Dia mengantongi lembaga konservasi dan dia berkewajiban melakukan edukasi dan itu memang benar tapi tidak cara dengan eksploitasi. Bayangkan dalam satu hari melakukan 5 kali pertunjukan dan itu cukup lama dari 20 Januari sampai 19 Februari. Coba bayangkan apakah ini bentuk peragaan, edukasi, sosialisasi. Ini murni bisnis hanya ingin uang kita,? tandasnya, kemarin.
?Kami meminta DPRD melakukan audiensi dan rekomendasi kita hentikan sirkus lumba-lumba. Kalau bisa buat aturan itu disini. Kami tidak akan berhenti dan terus menyuarakan. Kalau ada celah-celah hukum kita lakukan kita gugat,? sambungnya.
Menurutnya hanya di Indonesia yang masih memperbolehkan pementasan sirkus lumba-lumba.? Dibanyak negara, kegiatan sudah tidak membolehkan. ?Malu seharusnya kita. Sebenarnya ada kesepakatan-kesepakatan internasional yang melarang kegiatan sirkus lumba-lumba,? katanya.
Pada aksi di depan halaman Transmart, Jumat pagi belum ada pengunjung dan belum ada managemen yang menemui. Diapun meminta komitmen Transmart untuk tidak menyetujui pagelaran lumba-lumba? karena perusahaan transmart salah satu yang komit menolak kegiatan itu.
?Kami belum berhasil ketemu. Karena transmart berkomitmen tidak bekerjasama dan tidak melakukan pementasan sirkus lumba-lumba. Kami ada dokumennya kami akan tuntut itu sejauh mana mereka berkomitmen. Dari transmart pusat seharusnya daerah mengetahui,? ungkapnya.
Sayang aksi mereka hanya ditemui seorang securiti yang menegaskan bahwa pertunjukan lumba-lumba bukan milik Transmart.? ?Dari pihak security? yang menemui katanya bukan punya acara carefour, mereka tidak tahu apa-apa.kan aneh sekali padahal itu diareal parkir mereka. Dia bialng dari pihak pengembang daun vilage.Carefour tidak tahu apa-apa,? tukasnya.
Seorang petugas tiketing yang tidak mau disebutkan namanya enggan untuk menjelaskan kegiatan lumba-lumba ini. ?Kita nggak tahu mas manageman Ancol datangnya jam berapa,? tukas petugas yang mengenakan kaos bertuliskan Ancol ini.
Kesempatan terpisah, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi? secara pribadi sepakat dengan Koalisi Penyelamat Satwa. Atas aspirasi ini, sebagai pimpinan daerah akan melakukan koordinsi dengan semua pihak yang berwenang agar ke depan ada tindakan nyata sehingga pertunjukkan satwa itu tidak ada lagi.
?Kami perlu berkoordinasi karena pertunjukkan yang akan berjalan ini sudah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,? kata Rizal.
Aksi penolakan terhadap sirkus itu? juga terjadi di Samarinda pada Oktober 2016 silam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Sucipto
Tag Terkait: