Pemerintah terpilih berupaya untuk menggairahkan ekonomi domestik melalui penurunan suku bunga perbankan. Hal tersebut dipercaya akan meningkatkan penyaluran kredit perbankan yang dengan sendirinya akan menggerakkan sektor-sektor produktif.
Menyikapi hal tersebut, salah satu bank BUKU III, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), mengklaim suku bunganya sudah mengarah ke single digit. Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan untuk mortgage atau kredit perumahan dan juga ritel suku bunganya sudah mengarah ke single digit.
"Kredit untuk ritel suku bunganya sudah 10%, semakin mendekati," katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan langkah penurunan suku bunga ini sejatinya merupakan hal yang baik untuk ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Namun, rencana tersebut baru dapat terlaksana jika dilakukan secara bersama-sama.
"Penurunannya memang tidak bisa sekejap, namun hal tersebut harus dijalankan agar kita lebih dapat bersaing," tambahnya.
Lambatnya penurunan suku bunga perseroan diakui oleh Parwati. Pasalnya, hal tersebut tidak dapat dilakukan secara serta-merta. Ada banyak hal yang harus diperhitungkan untuk melakukan hal tersebut, mulai dari risiko kredit dan juga tren yang sedang terjadi saat ini.
Namun perlu dicermati, penurunan suku bunga kredit secara langsung bakal berdampak pada nett interest margin (NIM) perseroan. Hal tersebutlah yang membuat lembaga perbankan tanah air berhati-hati dalam menurunkan suku bunganya karena dengan begitu perseroan harus rela menghadapi kenyataan adanya potensi tergerusnya profit perusahaan pasca-dilakukannya penurunan suku bunga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: