Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan pendidikan khusus bagi Jamaludin, bocah korban kecelakaan mesin penggilingan tanah yang masih sangat belia.
Ketua P2TP2A, Netty Heryawan mengatakan pihaknya menjamin aksesibilitas layanan pendidikan yang harus dirancang sedemikian rupa, dimana desain khusus pendidikan dapat mencakup trauma healing. Bahkan Netty juga membentuk forum koordinasi yang melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Biro Pelayanan Bantuan Sosial dan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Barat guna merencanakan tindak lanjut dari penanganan medis yang sudah dilakukan pihak RSHS.
"Melihat kondisi pasien yang baru 6 tahun dengan kedua tangan diamputasi dan masa depan yang masih panjang, tentu kita harus memberikan akses kehidupan kepada nak Jamal. Saya sudah hubungi Kepala Disdik Jabar untuk menjamin aksesibilitas layanan pendidikannya,"katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (26/1/2017)
Selain itu, lanjut istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini, pihaknya akan melakukan pendampingan psikis. Bukan hanya bagi korban, tetapi juga bagi keluarganya, sebelum mereka siap kembali ke lingkungannya.
"Jika memang diperlukan kerjasama dengan P2TP2A terutama untuk jasa psikolog, akan kita terjunkan, meski tadi ada informasi bahwa sudah ada pelibatan bagian psikiatrik di RSHS ini,"jelasnya.
Saat ini ananda Jamaludin mendapat perawatan intensif di Ruang Kenanga RSHS Bandung, dibawah tanggung jawab dr. Ghuna Arioharjo Utoyo, Sp.OT.
Dr. Ghuna mengungkapkan, saat ini Jamal sedang memasuki masa pemulihan gizi dan perawatan luka guna mempersiapkan operasi selanjutnya.
"Dalam dua hingga tiga hari ke depan perlu ada operasi kedua untuk pembersihan lukanya. Lalu operasi selanjutnya untuk penutupan luka dengan kulit dari bagian tubuh lainnya,"ujarnya.
Sebelumnya, anak dari pasangan Heryadi dan Lisnawati ini lepas dari pengawasan saat bermain di area pembuatan bata, tempat bekerja sang ayah dan kakeknya. Jamal, sapaan akrabnya, ditolong oleh sang Kakek, Kholidin (45), yang juga kehilangan satu buku jari telunjuk kanannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto
Tag Terkait: