Investasi asing di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang 2016 menembus US$374 juta atau setara Rp5,02 triliun yang terdiri dari 100 proyek. Penanaman modal asing (PMA) itu berhasil menyerap 4.074 tenaga kerja. Rinciannya yakni 3.881 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 193 tenaga kerja asing (TKA). Serapan tenaga kerja terbesar terjadi pada triwulan pertama dan ketiga.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Sulsel AM Yamin mengatakan penyerapan tenaga kerja akan lebih besar lagi seiring dengan pertumbuhan investasi di Sulsel. Namun, satu hal yang harus dijaga bersama yakni situasi keamanan dan ketertiban yang sudah kondusif.
"Setahun terakhir ini investasi di Sulsel mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar," kata Yamin di Makassar, Senin (30/1/2017).
Penyerapan tenaga kerja, lanjut Yamin, sebenarnya lebih banyak dicatatkan penanaman modal dalam negeri. Dengan investasi sebesar Rp3,3 triliun, tercatat 4.463 tenaga kerja yang diperkerjakan. Hal itu tidak lepas lantaran investasi dalam negeri terdiri dari lebih banyak proyek mencapai 181. Bila diakumulasikan, tercatat 8.537 tenaga kerja yang diserap berkat investasi sepanjang 2016.
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, serapan tenaga kerja di Sulsel masih didominasi oleh tenaga lokal. Untuk PMDN, tercatat 4.436 TKI dan 27 TKA. Sedang untuk PMA menyerap 3.881 TKI dan 193 TKA. Investasi asing di Sulsel datang dari gabungan negara, China, Kanada, dan Singapura. Investasi itu kebanyakan di industri makanan, pertambangan, dan kelistrikan.
Pada 2017 Yamin mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan investasi sebesar 7,1 persen atau mencapai Rp9 triliun. Pemprov Sulsel telah menyiapkan langkah strategis untuk mendorong investasi dalam dan luar negeri di antaranya dengan melakukan promosi yang dilakukan secara terfokus.
Yamin mengimbuhkan upaya lain untuk mengerek investasi Sulsel, pihaknya akan menggandeng jasa penasehat senior bidang perdagangan dan investasi yang berkedudukan di Singapura. Pihaknya memilih Singapura sebagai lokasi membangun jaringan lantaran negara itu menjadi pusat perwakilan sejumlah perusahaan lintas negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: