Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SKK MIGAS Optimistis Eksplorasi 74 Daerah Cekungan

        SKK MIGAS Optimistis Eksplorasi 74 Daerah Cekungan Kredit Foto: Eksplorasi.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan optimistis 74 daerah cekungan akan dapat diekplarasi, meskipun kegiatan seperti itu masih tergolong rendah di Indonesia.

        "Masih ada 74 cekungan yang belum dieskplorasi. Ini merupakan potensi besar untuk kami. Saya sebagai orang eksplorasi masih optimistis karena masih menemukan struktur yang lebih dangkal," kata Kepala Bagian Humas SKK Migas Taslim Z. Yunus pada diskusi di Jakarta, Selasa (31/1/2017).

        Taslim menjelaskan potensi cekungan untuk eksplorasi migas di Indonesia ada sekitar 128 cekungan, namun kegiatan eksplorasi di Indonesia masih rendah.

        Menurut dia, investasi eksplorasi secara keseluruhan bergantung pada harga minyak dunia sehingga tidak banyak investor melakukan eksplorasi di tengah harga minyak dunia yang turun. Ada pun pada 2016 merupakan titik terendah dalam jumlah eksplorasi yang dilakukan.

        Selain kebergantungan pada harga minyak, terbatasnya data juga menjadi hambatan untuk melakukan koordinasi dalam melakukan investasi eksplorasi.

        "Yang jadi masalah besar buat kami adalah data. Dengan sekian banyak cekungan, kami melihat adanya pembagian dan sekat-sekat proses bisnis yang menjadi salah satu halangan melakukan koordinasi," kata Taslim.

        Sebagai perbandingan, pada 1970an proses penemuan ladang minyak (discovery) hingga produksi awal tidak memakan waktu lama, yakni hanya berkisar 5 tahun, sedangkan memasuki tahun 2000an, proses ini memanjang menjadi sekitar 16 tahun karena perizinan yang memakan waktu.

        Di sisi lain, SKK Migas memperkirakan kebutuhan migas pada 2025 sekitar 3,5 juta barel minyak per hari (bsmph), sedangkan produksi migas saat ini 2 juta bsmph. Artinya, ada kekurangan (gap) sekitar 1,5 juta bsmph jika tidak ada upaya untuk meningkatkan ketertarikan investor bereksplorasi.

        Salah satu upaya SKK Migas dalam mengurangi kekurangan tersebut ialah melakukan konsolidasi biaya dan melakukan terobosan yang luar biasa, salah satunya membenahi data eksplorasi melalui sisa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: