Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng mengatakan pergantian direksi adalah hal biasa dan tidak berpengaruh pada operasional perusahaan yang telah dijalankan secara profesional.
"Perubahan jajaran direksi lazim terjadi pada suatu organisasi perusahaan, termasuk di Pertamina. Hal tersebut merupakan dinamika biasa dan Pertamina ke depan, kami yakini akan semakin solid, semakin profesional, dan teguh pada budaya perusahaan untuk memastikan target-target perusahaan dapat tercapai dengan baik," katanya dalam rilis di Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Pada Jumat, Menteri BUMN Rini Soemarno melalui SK No. SK-26/MBU/02/2017 tentang Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-Anggota Direksi Perusaaan Perseroan (Persero) PT Pertamina, memberhentikan dengan hormat Dwi Soetjipto sebagai dirut dan Ahmad Bambang sebagai wakil dirut.
Menteri BUMN sebagai pemegang saham juga memutuskan penghapusan nomenklatur wakil dirut untuk efektivitas jalannya kepemimpinan di Pertamina. Selanjutnya, Dewan Komisaris Pertamina menunjuk Yenni Andayani sebagai plt dirut hingga ditetapkannya pejabat definitif dalam 30 hari ke depan. Yenni saat ini juga menjabat Direktur Gas Pertamina.
Tanri mengatakan, sebagai BUMN besar, Pertamina memiliki organisasi yang mapan dan telah disiapkan menghadapi situasi lingkungan, baik internal maupun eksternal. Pertamina, lanjutnya, memiliki sistem dan mekanisme internal untuk menjalankan perusahaan secara berkelanjutan dan baik.
"Kami juga memberikan apresiasi setinggi-tinggi kepada Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang yang sudah memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata bagi Pertamina," ujar Tanri.
Yenni menambahkan, manajemen berkomitmen terus fokus mencapai target perusahaan yang ditetapkan pemegang saham. Efisiensi di segala lini, peningkatan kinerja operasi yang memperhatikan aspek health, safety, security, dan environment (HSSE), memastikan realisasi investasi tepat waktu dan sasaran, serta menyiapkan sumber daya manusia yang andal, menjadi amanat pemegang saham yang harus direalisasikan pada 2017.
"Pertamina akan fokus dan siap merealisasikan amanat pemegang saham, karena Pertamina merupakan BUMN strategis yang harus dijaga dan dukung bersama menjadi BUMN yang kuat dan bersaing di level global," tutur Yenni.
Pada 2017, Pertamina menargetkan produksi migas 669.000 barel setara minyak per hari, yang terdiri dari minyak 333.000 barel per hari dan gas 2,08 miliar kaki kubik per hari (BSCFD), serta kapasitas panas bumi mencapai 617 MW. Pertamina juga menargetkan yield valuable product kilang menjadi 79 persen pada 2017.
Sebanyak tiga proyek kilang akan mulai peletakan batu pertama pada 2017 yakni modifikasi Kilang Balikpapan dan Cilacap, serta satu kilang baru di Tuban. Pertamina juga bertekad mempertahankan volume penjualan BBM retail nonsubsidi di atas 45 juta kiloliter dalam setahun.
Pada 2017, Pertamina menargetkan penjualan gas 1.179 ribu BBTU dan menyelesaikan pipa transmisi gas open access ruas Gresik-Semarang 271 km. Untuk belanja modal, Pertamina menyiapkan 6,67 miliar dolar dengan target laba bersih sekitar tiga miliar dolar AS pada 2017. (Ant/CP/KD)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: