Harga cabai di pasaran Kota Palu hingga akhir pekan pertama Februari 2017 masih tinggi mencapai Rp80.000/kg sehingga dibutuhkan operasi pasar untuk menekan harga.
"Bulog perlu operasi pasar untuk menekan harga cabai," kata Halimah, seorang pedagang warung makan di Palu, Minggu (5/2/2017).
Ia mengatakan harga cabai sekarang ini cukup tinggi, padahal sejumlah daerah di Sulteng adalah sentra produksi cabai. Namun karena produksi petani menurun, harga cabai di pasaran melonjak tajam.
Bulog sebagai alat pemerintah yang mendapat penugasan khusus menangani sejumlah komoditi pangan, perlu melakukan intervensi pasar dengan menjual cabai seperti dilakukan pada komoditi lain yang selama ini sudah jalan. Harga cabai di pasaran Kota Palu saat ini masih tinggi bertahan pada kisaran Rp80 ribu/kg.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Zainuddin Abdul Kadir sebelumnya mengatakan masih tingginya harga cabai di pasaran karena tiga faktor.
Pertama curah hujan di sentra produksi cukup tinggi menyebabkan buah cabai busuk sebelum panen. Juga produksi petani menurun dan biaya produksi tinggi dalam satu hektare butuh dana mencapai Rp10 juta. Di satu sisi petani masih kekurangan modal senggah perlu mendapat perhatian pemerintah dan pihak perbankan membantu suntikan modal memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat).
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Sulteng telah melakukan intervensi pasar dengan menjual cabai yang didatangkan dari Gorontalo sebanyak 200-an ton tetapi belum mampu menekan harga untuk kembali normal.
Pertama, kata dia, PPI menjual cabai dengan harga Rp65 ribu/kg, kemudian diturunkan menjadi Rp55 ribu/kg. Tetapi, kenaikan yang tajam hanya terjadi pada cabai rawit. Untuk cabai jenis lainnya harga rata-rata di pasaran saat ini berkisar Rp40 ribu/kg. Normalnya harga cabai di Palu adalah Rp25 ribu/kg. (Atnt/CP/AM)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo