Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Torajamelo Keluhkan Indonesia Tak Miliki Pasokan Kapas

        Torajamelo Keluhkan Indonesia Tak Miliki Pasokan Kapas Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Produksi kapas di Indonesia yang terus mengalami penurunan perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia. Hal itu karena pasokan bahan baku kapas sangat penting guna memenuhi kebutuhan tekstil tradisional Indonesia seperti tenun dan sebagainya. Apalagi, kebutuhan sandang masyarakat Indonesia sangat tinggi.

        Founder dan CEO Torajamelo Dinny Jusuf mengaku kecewa atas tingginya angka impor kapas dari luar negeri seperti China. Baginya, kebijakan impor tersebut hanya akan memperkaya negara lain dan membiarkan Indonesia tetap berada di posisi negara yang konsumtif.

        "Saya ingin pemerintah punya program penanaman kapas karena kita tidak punya. Kita itu jadi bangsa konsumen," kata Dinny kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Perempuan yang giat melestarikan budaya tenun Indonesia ini menyebutkan kampanye untuk menggunakan produk nasional seperti batik hanya mampu memberikan pendapatan nasional sebesar 10% karena pasokan bahan baku berasal dari luar negeri.

        "Kalau kita diminta pakai baju nasional seperti batik, sebenarnya uang Indonesia hanya 10%. Karena dari benangnya, pewarnanya itu impor semua. Kita ini hanya memperkaya China, India, dan lain-lain. Kita hanya punya pembatiknya yang dibayar murah. Kita itu sampai memikirkan dapat benangnya dari mana, pewarnanya dari mana," keluhnya.

        Sementara itu, faktor iklim ternyata menjadi penyebab para petani Indonesia enggan mengembangkan kapas sebab secara ekonomi komoditas ini memiliki risiko gagal panen yang tinggi. Disampaikan, tanaman kapas membutuhkan iklim kering namun masih tersedia air. Terlebih, biaya produksi kapas sangat mahal sehingga membuat kalah bersaing dengan komoditas lainnya.

        Dinny masih berharap agar Indonesia mampu memproduksi berbagai bahan baku secara mandiri tanpa harus meningkatkan kuantitas impor yang akan mematikan produk dalam negeri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: